TRIBUNNEWS.COM - Pada pidato malamnya, Sabtu (23/4/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan Rusia sebagai negara teroris.
Ia juga menyamakan tindakan pasukan Vladimir Putin di Mariupol seperti Nazi.
Dalam video pidato yang diunggah di Facebook, Zelensky mengatakan Rusia lah yang harus bertanggung jawab atas kekejaman yang berlangsung di Odesa.
Ia merujuk serangan rudal di Odesa pada Sabtu, yang menewaskan 18 orang, termasuk seorang bayi perempuan berusia tiga bulan.
"Bagaimana dia (bayi perempuan) mengancam Rusia? Tampaknya membunuh anak-anak hanyalah ide nasional baru dari Federasi Rusia," katanya, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Politikus Rusia Vladimir Kara-Murza Dipenjara karena Sebarkan Berita Hoaks dan Kecam Perang Ukraina
Baca juga: Sekjen PBB akan Temui Putin dan Zelensky Minggu Depan untuk Desak Perdamaian Rusia-Ukraina
"Kami akan mengidentifikasi semua yang bertanggung jawab atas serangan ini. Setiap orang yang memberikan perintah (serangan), semua orang yang memenuhi perintah."
"Tidak peduli berapa lama kita (menemukan mereka), semua bajingan ini akan bertanggung jawab atas setiap kematian yang mereka sebabkan," tegasnya.
Zelensky mengatakan Rusia melanjutkan kegiatan "kamp filtrasi", di mana pasukan Rusia mengirim warga Ukraina sebelum memindahkan mereka secara paksa ke Rusia.
"Aksi mereka sebenarnya berbeda, kamp konsentrasi. Seperti yang dibangun Nazi di masa lalu. Orang-orang Ukraina dari kamp-kamp ini, yang selamat, dikirim lebih jauh ke wilayah pendudukan dan ke Rusia," ujarnya.
"Mereka juga mendeportasi anak-anak dengan harapan mereka akan lupa di mana rumah dan dari mana asal mereka," lanjutnya.
Lebih lanjut, Zelensky menambahkan tindakan Rusia sudah cukup untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa pasukan Putin adalah organisasi teroris.
Ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Sabtu, untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan.
Saat ini, Zelensky bersiap bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat (AS).
Rusia Deportasi Warga Mariupol secara Paksa