Sarmat menjalani uji coba pada Rabu lalu, setelah penundaan selama bertahun-tahun karena masalah pendanaan dan teknis.
Peluncuran dilakukan dari Plesetsk di North West Rusia dengan target yang dituju di semenanjung Kamchatka hampir 6.000 km jauhnya.
Menurut laporan berita Rusia, rudal itu akan memiliki setidaknya lima peluncuran lagi pada tahun 2022 sebelum dikerahkan untuk militer Rusia.
"(Sarmat akan) memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk, mencoba mengancam negara kita," kata Putin.
"Kompleks baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Kompleks ini tidak memiliki analog di dunia dan tidak akan lama lagi," tambah Putin.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataannya menyebut rudal ini akan meningkatkan kekuatan potensi nuklir Rusia.
Baca juga: AS Ingin Melihat Rusia Melemah, Gelontorkan Bantuan Militer Rp4,8 Triliun untuk Ukraina
Baca juga: Ukraina Ucapkan Terima Kasih kepada PM Bulgaria yang Memulai Kampanye Penggalangan Dana
Juru bicara Pentagon, John Kirby pada Rabu lalu mengatakan tes tersebut bukan acaman bagi Amerika dan sekutu.
"Pengujian itu rutin, dan itu tidak mengejutkan," ujarnya.
Kiselev juga bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan pejabat AS untuk "menyadari kehadiran" Sarmat.
Ia menggambarkannya sebagai "rudal yang tidak biasa".
Rusia mengatakan pada Sabtu (23/4/2022) bahwa mereka berencana untuk menyiagakan rudal ini pada musim gugur.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)