Seringkali, warga setempat meminta mereka menyingkirkan mayat-mayat di dekat rumah mereka.
Minchenko dan kawan-kawannya pun menjadi saksi hidup pembantaian di Bucha yang kini tengah diselidiki sebagai dugaan kejahatan perang.
“Orang-orang berjalan kaki biasa atau bersepada, lalu penembak runduk (sniper) menembak mereka di kepala. Sebagian ditembak di pekarangan. Enam atau tujuh orang dengan tangan terikat di belakang juga ditembak tepat di kepala,” kata Minchenko.
Meskipun sudah terbiasa, Minchenko tak bisa melepaskan horor kerja sukarelanya begitu saja.
Hingga tiga pekan usai pendudukan Rusia di Bucha berakhir, ia masih sering bangun dengan tangan gemetaran.
Minchenko kini kerap membantu di kuburan, bantu menggali kubur sekaligus menenangkan keluarga yang ditinggalkan kerabat.
Pencarian dan identifikasi mayat di Bucha masih berlangsung bahkan hingga pekan ini.
Pekan lalu, otoritas Ukraina mengaku ada 420 mayat yang telah ditemukan di Bucha, jumlahnya masih bertambah.
Banyak Luka Tembak
Hampir 85 persen dari mayat penduduk yang tewas di Kota Bucha, wilayah Kiev Ukraina memiliki luka tembak pada tubuhnya.
Menurut Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk ini menunjukkan pembunuhan berencana yang dilakukan secara sadar oleh Rusia.
"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru pada tubuhnya. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.
Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (15/4/2022), ia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew yang menjadi galian pertama kemungkinan akan selesai pada Jumat ini.
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan mayat dan mengirimkan mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan. Sedangkan untuk kerabat yang akan mengambil mayat-mayat ini diharapkan menguburkan mereka secara tepat dan layak," jelas Fedoruk.
Sumber: Ukrinform/Associated Press/Kompas.TV