Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Invasi Rusia ke Ukraina telah secara signifikan mengganggu produksi pertanian Ukraina, panen gandum tahun ini di negara itu pun diprediksi sekitar 20 persen lebih rendah dibandingkan 2021.
Hal itu karena berkurangnya area penaburan benih komoditas tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaharuan data intelijen terbarunya yang diposting di Twitter.
"Ukraina adalah produsen dan pengekspor komoditas pertanian terbesar keempat di dunia. Berkurangnya pasokan biji-bijian dari Ukraina akan menghasilkan tekanan inflasi, menaikkan harga biji-bijian global. Harga biji-bijian yang tinggi ini dapat memiliki implikasi signifikan bagi pasar pangan global dan mengancam ketahanan pangan global, terutama di beberapa negara yang paling kurang berkembang secara ekonomi," kata kementerian tersebut.
Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (26/4/2022), menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), blokade pelabuhan Rusia di wilayah Odesa dapat memicu bencana pangan global.
Sebelumnya pada 24 Februari, Rusia meluncurkan fase baru perang 8 tahun melawan Ukraina dengan melakukan serangan skala penuh.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Ganggu Pasokan Gandum, Wilayah Timur Tengah Dibayangi Krisis Pangan
Pasukan Rusia pun menembaki dan membom kota-kota dan desa-desa Ukraina.
Serangan ini pun mendapatkan perlawanan dari Angkatan Bersenjata Ukraina, Angkatan Pertahanan Teritorial dan seluruh rakyat Ukraina.