News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Gedung Putih Berencana Perluas Ketersediaan Obat Covid-19 Paxlovid di Banyak Lokasi

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran file ini diberikan kepada AFP pada 16 November 2021 dari Pfizer, menunjukkan pembuatan pil antivirus eksperimental Covid-19, Paxlovid, di dalam laboratoriumnya di Freiburg, Jerman

Food and Drug Administration (FDA) mengizinkan obat tersebut pada bulan Desember 2021 untuk penggunaan darurat bagi orang-orang berisiko tinggi dan anak-anak di atas usia 12 tahun yang dites positif setelah penelitian menemukan bahwa kursus lima hari mengurangi risiko rawat inap dan kematian pasien sebesar 89 persen.

Sekitar 60 persen orang dewasa yang tertular Covid akan memenuhi syarat untuk menerima obat tersebut.

Baca juga: Hadapi Omicron, Kemenkes Gandeng 17 Platform Telemedicine, Gunakan Molnupiravir dan Paxlovid

Baca juga: Inggris Setujui Penggunaan Obat Oral Paxlovid untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan

Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022). (AFP)

Strategi Biden

Dilansir NPR, pil antivirus adalah komponen utama dari strategi Presiden Biden untuk membantu orang Amerika hidup dengan pandemi, yang pertama kali dirinci oleh Gedung Putih hampir dua bulan lalu.

Pemerintah membeli 20 juta dosis obat dari Pfizer dan bekerja sama dengan perusahaan untuk mempercepat pengiriman pil.

Banyak apotek belum dapat menyediakan obat tersebut dan beberapa dokter ragu-ragu untuk meresepkannya karena kekhawatiran akan menipisnya persediaan - yang sekarang digambarkan Gedung Putih sebagai "cukup".

Kampanye baru ini bertujuan untuk menggandakan jumlah tempat pil yang tersedia dalam beberapa minggu mendatang dengan mengizinkan puluhan ribu lokasi apotek untuk memesan pengobatan langsung dari pemerintah federal.

Dr Jerome Adams, yang menjabat sebagai ahli bedah umum selama pemerintahan Trump, khawatir bahwa banyak orang yang sangat rentan terhadap Covid-19 karena kesehatan yang buruk atau kurangnya akses ke perawatan medis yang berkualitas, termasuk banyak orang kulit berwarna dan mereka yang tinggal di daerah pedesaan, bahkan tidak menyadari bahwa Paxlovid bisa menjadi pilihan bagi mereka.

"Orang-orang yang mengetahuinya adalah orang-orang yang tahu bagaimana mengadvokasi diri mereka sendiri, jadi kami melihat ketidakadilan benar-benar meluas," kata Adams dalam sebuah wawancara sebelum pengumuman pemerintah.

"Satu hal yang perlu kita lakukan adalah melakukan kampanye pendidikan pasien secara besar-besaran."

Baca juga: 29 Tokoh Kena Imbasnya, Wapres AS Kamala Harris hingga Mark Zuckerberg Dilarang Masuk Rusia

Baca juga: Hasil Tes Negatif Covid-19, Kamala Harris Bertolak ke Los Angeles Rayakan Tahun Baru

Wakil Presiden AS Kamala Harris berbicara selama upacara perayaan Hanukkah di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC pada 1 Desember 2021. (MANDEL NGAN / AFP)

Kamala Harris jalani pengobatan dengan Paxlovid

Wakil Presiden AS Kamala Harris dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu (27/4/2022).

Dilansir CNN, Kirsten Allen menerangkan bahwa Wapres AS itu mengambil pengobatan antivirus coronavirus Paxlovid.

"Hari ini, setelah berkonsultasi dengan dokternya, Wakil Presiden diresepkan dan telah menggunakan Paxlovid," tulis Allen di Twitternya pada Selasa (26/4/2022).

Paxlovid tersedia melalui otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk pengobatan Covid-19 ringan hingga sedang pada orang berusia 12 tahun ke atas yang berisiko tinggi sakit parah.

Penggunaan Pxlovid membutuhkan resep dokter.

Hal ini pertama kali dilaporkan oleh Associated Press.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini