TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mendorong lebih banyak pasien Covid-19 dirawat dengan obat antivirus Pfizer Paxlovid.
Sebab, setiap hari angka kematian akibat virus Corona di AS mencapai ratusan jiwa.
Menurut para pejabat, kurangnya penggunaan obat Paxlovid membuat kematian pasien Covid-19 di AS meningkat.
Dilansir NBC News, pemerintah federal berencana menggandakan jumlah lokasi yang menyediakan Paxlovid.
Lokasi akan mencakup rumah sakit, pusat perawatan darurat, dan klinik Urusan Veteran.
Baca juga: Risiko Penggunaan Obat Covid-19 Paxlovid Jika Tak Sesuai Resep Dokter
Baca juga: Molnupiravir dan Paxlovid Jadi Obat Antivirus Terbaru untuk Pasien Covid-19
Gedung Putih mengatakan, pihaknya memperkirakan sebanyak 10.000 situs dapat mulai menyediakan obat itu pekan ini.
"Cukup jelas dari penggunaan Paxlovid dan tingkat rawat inap dan kematian selama berbulan-bulan Paxlovid telah tersedia bahwa masih ada beberapa orang yang bisa mendapat manfaat dari obat-obatan ini," kata seorang pejabat senior administrasi kepada wartawan.
“Kita dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan memberikan obat ini kepada lebih banyak orang.”
Baca juga: Menkes: Jokowi Minta Obat Covid-19 Molnupiravir dan Paxlovid Bisa Didapat di Apotek
Kerja sama dengan pemerintah lokal
Pejabat administrasi mengatakan pemerintah federal akan bekerja dengan pemerintah negara bagian dan lokal untuk mendirikan situs tes-untuk-perawatan tambahan, di mana pasien dapat dilihat oleh penyedia medis dan mendapatkan obat di satu lokasi.
"Saat ini ada 2.200 lokasi tes untuk perawatan di seluruh negeri," kata Gedung Putih.
Para pejabat selama berminggu-minggu frustrasi tentang penggunaan obat yang terbatas, dengan mengatakan banyak dokter dan pasien mungkin tidak menyadari bahwa obat itu sekarang tersedia secara luas setelah berbulan-bulan persediaannya langka.
Sejauh ini sekitar 500.000 program pengobatan telah diberikan kepada pasien, dengan jumlah resep mingguan yang diberikan dua kali lipat sejak bulan lalu, menjadi 55.000 seminggu, kata pejabat senior administrasi.
Namun, lebih banyak pasien dapat memperoleh manfaat dari perawatan tersebut, tambah pejabat itu.