Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Katsurada Seiichi Presiden perusahaan pengoperasi kapal wisata Kazu I dengan nama usaha "Shiretoko Pleasure Boat" mengakui masih belum tahu penyebab kecelakaan kapal wisata 23 April lalu.
Seperti diketahui, kapal wisata itu mengalami kecelakaan di lepas pantai Semenanjung Shiretoko di Shari -cho, Hokkaido, dengan 26 penumpang, 11 orang di antaranya ditemukan meninggal dunia dan 15 orang lainnya masih terus dalam pencarian.
"Penyebabnya benar -benar terjadi. Saya tidak tahu penyebab kecelakaan kapal wisata tersebut," papar Katsurada sore ini (27/4/2022) jam 16:30 waktu Jepang.
"Saya minta maaf atas masalah besar yang telah kami sebabkan," katanya sebelum berlutut dan menundukkan kepalanya selama sekitar 10 detik.
Sebanyak 15 penumpang lainnya masih hilang lima hari setelah tenggelam.
"Kami telah menempatkan beban luar biasa pada keluarga mereka yang tewas serta keluarga mereka yang masih dicari. Saya benar -benar minta maaf sedalamnya "
Dia kemudian berlutut dan membungkuk lagi selama sekitar delapan detik.
Katsurada menjelaskan latar belakang Kazu I serta apa yang terjadi pada jam-jam sebelum perahu wisata itu meninggalkan pelabuhan Utoro.
Dia juga menjelaskan bahwa dia bertemu dengan anggota keluarga sebelum konferensi pers.
Perjalanan itu menurutnya adalah keputusannya untuk mengizinkan Kazu I meninggalkan pelabuhan.
Salah satu keluarga yang menjadi korban kapal tenggelam itu mengungkapkan bahwa saat keluarganya pergi untuk mengikuti kapal wisata itu, ada tanda-tanda aneh, mengucapkan "sayonara" dan terima kasih atas dukungannya selama ini. Padahal hal itu tak pernah diucapkan kalau mau pergi berwisata.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.