TRIBUNNEWS.COM - Departemen Pertahanan (DOD) Amerika Serikat (AS) memperkirakan peralatan militer senilai $7,12 miliar yang dibeli AS tertinggal di Afghanistan.
Dilansir Forbes, laporan DOD yang dirilis CNN mengungkapkan peralatan itu termasuk pesawat, kendaraan, senjata, amunisi, dan perangkat keras komunikasi yang diberikan kepada pemerintah Afghanistan yang didukung AS.
Laporan DOD pada Maret untuk Kongres itu menyebut, militer tidak berencana mengambil atau menghancurkan peralatan itu, meskipun sebagian besar memerlukan perawatan khusus.
Dalam laporan pengawas DOD sebelumnya dikatakan, banyak pesawat militer Afghanistan tidak efektif jika kontraktor yang didanai AS menghilang.
Baca juga: Amerika Serikat Luncurkan Program Khusus untuk Pengungsi Ukraina
Baca juga: Taliban Haramkan TikTok dan PUBG, Dianggap Bikin Sesat Anak Muda
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie pada Agustus lalu mengatakan kepada pers bahwa sekitar 170 peralatan militer, termasuk pesawat dan kendaraan telah dikurangi dan tidak dapat difungsikan sebelum penarikan.
Rilis laporan itu muncul setelah Kongres meminta DOD untuk memberi tahu parlemen tentang nasib properti AS di Afghanistan setelah penarikan pasukan pada akhir Agustus tahun lalu.
Amerika Serikat mengalokasikan dana sebesar $18,61 miliar kepada bekas pemerintah Afghanistan untuk peralatan dan transportasi bagi pasukan keamanannya dari 2005 hingga 2021.
Ini merupakan data dari laporan di bulan Oktober oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, pengawas internal militer AS atas perang di Afghanistan.
Pada Februari 2020, perunding AS dan Taliban menandatangani perjanjian yang menyatakan semua pasukan Amerika harus meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei 2021.
Namun Presiden Joe Biden merevisi batas waktu penarikan yakni maksimal 31 Agustus 2021.
Biden saat itu mengatakan, menurut perkiraan intelijen AS, pemerintah Afghanistan akan tetap stabil.
Selain itu, Taliban juga diprediksi tidak akan bisa mengambil alih negara dengan cepat.
Namun seketika pasukan AS hengkang dari Afghanistan musim panas lalu, Taliban dengan cepat mengambil alih kendali negara.
Pasukan keamanan Afghanistan yang disuplai AS selama hampir dua dekade turut hancur dengan cepat.