News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

AS Tinggalkan Persenjataan Militer Senilai Rp101 Triliun di Afghanistan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pejuang Taliban (kiri) mengambil gambar helikopter MD 530 Angkatan Udara Afghanistan yang rusak dengan ponselnya di dekat hanggar di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu.

Taliban yang kembali berkuasa setelah 20 tahun dilaporkan menyita persenjataan AS yang ditinggalkan, termasuk helikopter Black Hawk dan pesawat serang ringan A-29 Super Tucano.

Daily Mail melaporkan, daftar perlengkapan yang ditinggalkan AS seperti 'daftar senjata yang diinginkan' Taliban.

Itu mencakup total 9.524 amunisi air-to-ground, yang mencakup bom, senapan mesin, rudal air-to-ground, roket, rudal jelajah yang diluncurkan dari udara, senilai $6,54 juta.

AS juga meninggalkan 78 pesawat di Kabul, menurut laporan itu.

Selain itu ada lebih dari 40.000 dari hampir 100.000 kendaraan yang dipasok ke pasukan Afghanistan tetap berada di negara itu.

Lebih dari 300.000 dari 427.300 senjata yang dikirim untuk pasukan keamanan Afghanistan tertinggal, saat pemerintah Kabul runtuh.

Laporan itu juga mengatakan hampir seluruh 42.000 buah night vision, perangkat pengawasan, perangkat biometrik dan penentuan posisi, telah ditinggalkan di Afghanistan.

Seorang anggota Taliban berdiri di samping helikopter yang rusak di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun (Wakil KOHSAR / AFP)

Baca juga: Sederet Taktik Amerika demi Melihat Kekalahan Tentara Rusia di Perang Ukraina, Apa Saja?

Baca juga: AS Desak 40 Negara Pasok Senjata ke Ukraina: Kita Harus Gerak Cepat

Pada Agustus tahun lalu, Taliban merilis rekaman sedang menguji coba helikopter Blackhawk buatan AS senilai $6 juta.

Taliban juga memamerkan persenjataan canggih dari pasukan Biden pada September lalu, ketika mereka mencoba menghancurkan kantong-kantong perlawanan terakhir untuk kembali menguasai Afghanistan.

Penarikan pasukan AS serta koalisi saat itu dipenuhi kekacauan.

Ribuan warga yang ingin melarikan diri dari Afghanistan mengerumuni bandara internasional Kabul.

Selain itu, terjadi bom bunuh diri didalangi ISIS-K yang menewaskan 13 tentara AS dan puluhan warga sipil.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini