Kelompok bersenjata itu berhaluan neo-Nazi, dan telah melakukan persekusi bersama militer Ukraina selama 8 tahun terakhir atas penduduk Donbass.
Davidyuk telah bekerja di pabrik baja Azovstal selama 45 tahun, tetapi dia menganggapnya sebagai keajaiban Tuhan bisa lolos dari kota yang terkepung itu.
Dikutip kisahnya dari Sputniknews.com Minggu (1/5/2022), Davidyuk melarikan diri ke Sevastopol Rusia, dalam kondisi aman dan sehat tak lama setelah Mariupol digempur pasukan Rusia.
Pada 6 April, umat Kristen Ortodoks merayakan Kabar Sukacita, tetapi bagi Evgeny Davidyuk hari ini ditandai keajaiban lain: dia dan istrinya, Anna, keluar dari Mariupol melalui Novoazovsk.
Ini kota kecil yang dikendalikan milisi Donetsk. Ia dan keluarganya lantas dirawat di di sebuah rumah sakit di kota Krimea, Sevastopol.
Davidyuk menyebut, kaum nasionalis Azov selama bertahun-tahun meluapkan kebencian kepada siappa saja yang dianggap bersekutu dengan Rusia, Krimea, orang Donbass, atau siapa pun lain.
Eksisnya Kelompok Azov di Mariupol
Menurut Davidyuk, blok apartemen tempat mereka tinggal di Mariupol hancur oleh bom yang menargetkan peralatan tempur Batalyon Azov di halaman.
Bangunan ini terletak di Jalan Azovstalskaya, hanya satu halte bus dari pabrik baja Azovstal yang sekarang terkenal di dunia, tempat Davidyuk bekerja selama sekitar lima dekade.
Penduduk lokal, terutama kaum perempuan, kata Davidyuk, memohon sembari berlutut agar milisi Azov tidak menempatkan peralatan militer mereka di halaman blok.
Tapi permohonan mereka tak digubris. “Anda bisa dengan jelas melihat lencana yang mereka miliki. Mereka dirasuki iblis di sana, ”katanya.
Tank dan APC akhirnya ditempatkan di halaman belakang rumahnya, dan bisa terlihat jelas dari jendela kamarnya.
Setelah Azov memarkir kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di sebelah kompleks apartemen, menggunakannya sebagai tameng, bangunan tersebut rusak ikut tergempur.
Namun militan Azov selamat dari serangan dengan berlindung di apartemen penduduk setempat, dan kemudian melarikan diri.