Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, Brussels – Parlemen Uni Eropa tengah mempertimbangkan aturan baru yang memungkinan UE untuk dapat menyita cadangan devisa asing dari Rusia yang telah dibekukan.
Melansir dari Reuters, cadangan devisa milik bank sentral Rusia didapatkan Uni Eropa usai pihaknya membekukan emas dan valas senilai ratusan miliar dolar AS, yang diinvestasikan bank sentral Rusia pada beberapa negara Eropa jauh sebelum adanya invasi.
Dana devisa tersebut rencananya akan dialokasikan Uni Eropa untuk membantu pemerintah Ukraina dalam menutup kerugian perang serta mendanai pembangunan kota pascakonflik yang dilakukan militer Rusia.
Baca juga: Pejabat Rusia Disiram Cat Merah di Pemakaman Tentara Soviet, Pelaku Diduga Penggemar Neo-Nazisme
“Saya akan sangat mendukung karena ini penuh dengan logika,” kata Josep Borrell, perwakilan tinggi Uni Eropa untuk kebijakan luar negeridalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Rencana ini didapat Uni Eropa setelah pihaknya meninjau Washington yang telah lebih dulu menerapkan aturan penyitaan devisa, dalam kasus konflik militer Taliban di Afghanistan.
Pada kasus ini AS membekukan miliaran dolar aset milik bank sentral Afghanistan, untuk membantu warga Afghanistan yang menjadi korban terorisme militer Taliban.
Meski belum resmi disahkan namun usulan ini telah disetujui oleh semua perwakilan parlemen Uni Eropa termasuk presiden Dewan Eropa Charles Michel, pihaknya menyebut bahwa Rusia harus bertanggung jawab atas kerugian yang menimpa Ukraina dengan menjual aset devisa asing milik Moscow.
Baca juga: Vokalis U2 Bono Ajak Pemuda Rusia Gulingkan Presiden Vladimir Putin
Mendengar rencana Uni Eropa yang tengah mempertimbangkan penyitaan cadangan devisia milik bank sentral negaranya, membuat Wakil menteri luar negeri Rusia Alexander Grushko geram lantaran aturan ini termasuk dalam pelanggaran hukum yang dapat merusak dasar-dasar hubungan internasional.
Melalui pernyataannya di kantor berita negara RIA Novosti, Grushko mengancam jika UE nekat melakukan hal tersebut maka bukan tidak mungkin sistem keuangan modern Eropa akan ikut hancur imbas dari merebut cadangan kekayaan Rusia.