News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Hepatitis

Para Orang Tua di Inggris Khawatir Soal Diagnosis Hepatitis yang Tertunda

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam beberapa pekan terakhir, muncul sejumlah kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya dan menyerang anak-anak.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Seorang pengacara di Inggris, Jonathan Peacock mengklaim bahwa para orang tua yang memiliki anak dengan hepatitis misterius dan menerima diagnosis tertunda berhak atas klaim kelalaian.

Hal itu karena para pejabat maupun ahli medis belum bisa menjelaskan mengenai wabah misterius yang muncul baru-baru ini dalam kasus peradangan hati yang tercatat diantara anak-anak di seluruh Inggris.

Dikutip dari laman The Independent, Selasa (10/5/2022), hingga saat ini, total ada 163 anak yang didiagnosis, 11 di antaranya telah menerima transplantasi hati, sementara 13 saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

Secara global dalam beberapa bulan terakhir, 300 anak telah terkena penyakit yang tidak memiliki penyebab yang jelas ini.

Karena kasus di Inggris telah diidentifikasi secara retrospektif, menurutnya, ada potensi bahwa dokter dan petugas medis kemungkinan memiliki 'tanda-tanda yang terlewat' yang akan mengarah pada diagnosis dan pengobatan hepatitis sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah Akui Sudah Ada 15 Kasus Hepatitis Akut di Indonesia

"Ada sejumlah besar diagnosis ini yang sebenarnya retrospektif. Masalah yang jelas di sana dari sudut pandang kelalaian adalah jika anda melewatkan tanda-tanda, yang seharusnya membawa anda ke diagnosis hepatitis lebih awal, akibatnya tidak diobati dan hasilnya lebih buruk, maka anda berpotensi lalai," kata Peacock, mitra di VWV yang mengkhususkan diri dalam kelalaian klinis.

Ia menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan terkait dugaan kelalaian ini.

"Apakah diagnosis perawatan, pengobatan, intervensi, apakah itu standar yang masuk akal? Jika jawabannya tidak, jelas ada penundaan karena kelalaian, atau pelanggaran tugas kehati-hatian, maka pertanyaan kedua yang kemudian muncul adalah apakah individu tersebut dirugikan oleh penundaan itu?," jelas Peacock.

Anak-anak yang terkena hepatitis akut ini telah diskrining untuk virus yang biasa menyebabkan hepatitis, namun penyebabnya ternyata belum terdeteksi.

Para pejabat kesehatan di Inggris saat ini sedang menyelidiki kemungkinan hubungan dengan adenovirus, yang telah menjadi patogen yang paling sering terdeteksi dalam 163 kasus.

"Hipotesis utama tetap yang melibatkan adenovirus," kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam pengarahan teknis terbaru tentang wabah tersebut.

Namun, kelompok virus biasanya tidak membuat anak-anak mengalami sakit yang serius.

Adenovirus memang menular dari orang ke orang melalui batuk dan bersin, dapat menyebabkan pilek, muntah dan diare, namun tidak terkait dengan hepatitis akut pada anak-anak yang sehat.

Para ilmuwan masih tidak yakin dengan apa yang ada di balik peningkatan diagnosis.

Dari 163 kasus, 118 telah terdeteksi di Inggris, 22 di Skotlandia, 13 di Wales, dan 10 di Irlandia Utara, beberapa di antaranya terjadi sejak awal tahun ini.

Sebanyak 13 anak dirawat di rumah sakit karena radang hati, sementara 88 lainnya telah sembuh total atau dipulangkan.

Kepala Kelalaian Klinis di Osbornes Law, Stephanie Prior mengatakan bahwa klaim itu 'mungkin' bisa diajukan.

Namun ia menambahkan, setiap kasus harus 'diinvestigasi secara menyeluruh' sebelum saran tentang hal ini dapat diberikan, termasuk tinjauan lengkap dan menyeluruh dari catatan medis pasien anak.

"Intinya adalah pemeriksaan fisik yang tepat harus dilakukan pada anak yang tidak sehat dan ini mungkin saja tidak mengungkapkan hati yang bengkak atau membesar. Jika demikian, tes darah untuk memeriksa enzim hati yang meningkat ketika hati rusak atau terinfeksi, serta tes darah untuk memeriksa keberadaan virus penyebab hepatitis harus dilakukan," kata Prior.

Baca juga: 15 Suspek Hepatitis Akut Terdeteksi di Indonesia, Menkes Budi Sadikin Sebutkan Cara Pencegahannya

Menurutnya, titik kontak pertama adalah dokter umum dan setiap anak yang hadir bersama orang tua harus diperiksa secara menyeluruh.

UKHSA mencatat bahwa kasus tersebut didominasi oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun yang menunjukkan gejala awal diare dan mual, diikuti dengan timbulnya penyakit kuning.

Mengenai 11 transplantasi hati, Peacock menilai bahwa langka ini sebenarnya dapat dihindari jika pasien mendapatkan perawatan dan diagnosis yang lebih cepat.

Sementara itu, rekan senior dalam kelalaian klinis di firma hukum konsumen Slater and Gordon, Helen Osborne mengatakan bahwa ini adalah masalah yang sangat kompleks dan berkembang.

"Hepatitis dan kerusakan hati didiagnosis melalui tes darah. Tes-tes ini dan hasilnya dapat diperoleh pada hari yang sama saat anak datang ke rumah sakit. Oleh karena itu, jika staff klinis gagal menindaklanjuti tes sederhana ini, meskipun ada gejala yang mengkhawatirkan, maka ini bisa berarti keterlambatan dalam diagnosis hepatitis. Penundaan kelalaian seperti itu dapat menyebabkan klaim kelalaian medis," kata Osborne.

Selanjutnya Dr Meera Chand dari UKHSA mengatakan pada pekan lalu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bahwa kemungkinan anak mereka terkena hepatitis 'sangat rendah'.

Kendati demikian, para orang tua harus tetap waspada terhadap tanda-tanda yang muncul, terutama penyakit kuning.

Jika muncul tanda tersebut, maka mereka disarankan untuk segera menghubungi dokter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini