Pesawat ini dikembangkan OKB Tupolev di era Uni Soviet. Beberapa buah pesawat ini masih digunakan AU Rusia.
Tu-22M berbasis pada sistem senjata Tu-22, juga menggunakan rudal nuklir anti-kapal yang sama, Kh-22.
Pengkodean Tu-22M digunakan untuk membantu mendapatkan persetujuan untuk pembom dalam sistem Soviet.
Prototipe pertama,Tu-22M0, pertama terbang pada 30 Agustus 1969. NATO mulai meihat kehadiran pesawat ini pertama kali sekitar waktu itu.
Untuk beberapa tahun barat meyakini kode operasional pesawat terbaru ini adalah Tu-26. Sewaktu perundingan SALT pada 1980-an, Soviet bersikeras menyatakan itu adalah Tu-22M.
Pada saat itu, pihak berwenang barat menduga pernyataan Soviet itu dimaksudkan untuk menunjukkan itu hanyalah turunan Tu-22 daripada produk ebih maju dan canggih.
Pada tahun 1962, setelah Tupolev Tu-22 dioperasikan, menjadi semakin jelas pesawat itu tidak memadai dalam perannya sebagai pembom.
Selain masalah perawatan dan perawatan yang kompleks, karakteristik penanganan Tu-22 terbukti berbahaya.
Kecepatan pendaratannya 100 km/jam (60 mph) lebih besar dari pengebom sebelumnya dan memiliki kecenderungan untuk menanjak dan membahayakan ekornya saat mendarat.
Pesawat ini dinyatakan sulit untuk terbang, dan memiliki visibilitas serba buruk. Pada 1962, Tupolev mulai memperbarui Tu-22.
Modernisasi Tupolev Tu-22
Selama waktu ini Sukhoi mengembangkan T-4, pesawat titanium bermesin empat dengan canards. Sebagai tanggapan terhadap XB-70, itu adalah untuk memiliki jelajah 3.200 km/jam (2.000 mph).
Tupolev, yang ahli dalam bidang pengebom, menawarkan kepada Angkatan Udara Soviet (Voyenno-Vozdushnye Sily, VVS) versi Tu-22 yang diperbarui secara besar-besaran.
Dibandingkan dengan T-4, itu adalah desain evolusioner, dan dengan demikian daya tariknya terletak pada kesederhanaan dan biaya rendah.