TRIBUNNEWS.COM - Menurut angka dari badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), lebih dari enam juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022, lalu.
Pada hari Kamis (12/5/2022), PBB menunjukkan bahwa total 6.029.705 orang telah meninggalkan Ukraina pada 11 Mei, seperti dilansir Al Jazeera.
Banyak pengungsi melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga Ukraina sebelum melanjutkan perjalanan mereka, menurut situs web khusus badan PBB itu.
Polandia telah menampung jumlah terbesar orang Ukraina.
Perempuan dan anak-anak menyumbang 90 persen dari pengungsi karena pria Ukraina berusia 18-60 tahun tidak dapat meninggalkan negara itu karena memenuhi syarat untuk dinas militer.
Baca juga: Merasa Bersalah ke Rusia, Meta Tarik Permintaan Panduan Kebijakan Konten Perang dari Dewan Pengawas
Baca juga: Rusia Kehilangan Kolonel ke-41 dalam Pertempuran di Ukraina
Arus pengungsi harian melintasi perbatasan Ukraina telah menurun drastis sejak pecahnya perang.
Pada bulan Maret saja, hampir 3,4 juta orang Ukraina meninggalkan negara mereka.
Angka itu turun menjadi sekitar 1,5 juta di bulan April.
Sejak awal Mei, hampir 493.000 orang Ukraina mencari perlindungan di luar negeri, dan PBB memperkirakan bahwa lebih dari delapan juta orang dapat melarikan diri dari Ukraina tahun ini.
Delapan juta orang lainnya juga telah mengungsi, menurut sebuah studi oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi.
Menteri Keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko, mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis, bahwa negaranya telah dipaksa untuk menghabiskan $8,3 miliar untuk perangnya dengan Rusia.
Pengeluaran itu digunakan untuk segala hal, mulai dari membeli dan memperbaiki senjata, hingga bantuan darurat bagi para pengungsi internal, kata menteri tersebut.
Ada 2,7 juta orang yang secara resmi terdaftar sebagai pengungsi internal, menurut data dari kementerian kebijakan sosial Ukraina, meskipun angka sebenarnya diperkirakan beberapa kali lebih tinggi.
Marchenko mengatakan bahwa Kyiv sangat membutuhkan dukungan asing untuk ditingkatkan karena dipaksa untuk menyalurkan miliaran dolar tambahan ke dalam pengeluaran darurat masa perang.