TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) membeberkan penilaian intelijen terbaru tentang uji coba rudal Korea Utara.
Pejabat itu mengatakan Korea Utara tampaknya sedang mempersiapkan kemungkinan uji coba rudal balistik antarbenua dalam 24 jam hingga 72 jam ke depan.
Waktu peluncuran rudal itu sama seperti jadwal Presiden AS Joe Biden yang akan melakukan perjalanan ke Asia.
Adapun penilaian tersebut berdasarkan kejadian di masa lalu, ketika Presiden Barack Obama pada 2014 melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan negara itu.
Biden berangkat ke Korea Selatan pada hari Kamis dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.
Baca juga: Korea Utara Gunakan Metode Tradisional untuk Cegah Covid-19, Berkumur Air Garam dan Minum Teh Jahe
Baca juga: Korea Utara Mobilisasi Tentara dan Satgas untuk Perangi COVID-19
Kemudian Biden melakukan perjalanan ke Jepang pada hari Minggu, di mana dia akan bertemu dengan para pemimpin Jepang, Australia, dan India.
"Hal-hal yang kami perhatikan di masa lalu untuk peluncuran adalah hal-hal yang kami perhatikan sekarang," kata pejabat itu seperti dikutip CNN.
Situs peluncuran di bawah pengamatan satelit terletak di dekat Pyongyang.
Pejabat itu tidak merinci secara spesifik citra saat ini, tetapi biasanya, analis intelijen mencari tanda-tanda perancah atau peralatan peluncur lainnya, bahan bakar, kendaraan, dan personel.
Awal bulan ini militer AS dan badan-badan intelijen menilai bahwa Korea Utara dapat siap untuk melanjutkan uji coba nuklir bawah tanah.
Penilaian itu menyimpulkan bahwa pemerintah Kim Jong Un sedang melakukan persiapan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri dan bisa siap untuk melakukan uji coba pada akhir bulan.
Tanda-tanda aktivitas personel dan kendaraan di lokasi telah terlihat melalui citra satelit, tetapi para pejabat tidak tahu apakah rezim telah menempatkan bahan nuklir di salah satu terowongan bawah tanah di lokasi uji, yang telah diawasi ketat oleh AS.
Jika Korea Utara melakukan uji coba, itu akan menjadi uji coba nuklir bawah tanah ketujuh negara itu dan yang pertama sejak 2017.
Sebagaimana diketahui, Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal balistik tahun ini.
AS yakin peluncuran rudal Korea Utara pada 4 Mei adalah ICBM gagal yang meledak tak lama setelah peluncuran.
Baca juga: Penyebaran Covid-19 di Korea Utara Terus Meningkat, Bertambah 270.000 Kasus dan 6 Kematian
Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Bantu Penanganan Covid-19 Korea Utara
AS juga menilai dua uji coba rudal balistik pada 26 Februari dan 4 Maret melibatkan ICBM baru yang sedang dikembangkan oleh Korea Utara.
Menurut Pentagon, rudal tersebut awalnya ditampilkan untuk pertama kalinya pada parade Partai Pekerja Korea pada 10 Oktober 2020.
Uji coba awal tahun ini dimaksudkan sebagai evaluasi dan tidak mencoba untuk menunjukkan jangkauan ICBM.
Tes jangkauan rudal bisa dilakukan nanti.
Setelah mengumumkan temuan tersebut pada bulan Maret, Pentagon meningkatkan aktivitas pengawasan di Laut Kuning serta meningkatkan kesiapan pertahanan rudal AS di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)