Angka itu menandai peningkatan besar pada angka yang diberikan pada hari Jumat dan Kamis, yang berpotensi memberikan beberapa indikasi skala wabah di Korea Utara.
"Penyebaran epidemi ganas adalah gejolak (terbesar) yang terjadi di negara kita sejak didirikan," kata kantor berita resmi KCNA mengutip pernyataan Kim Jong Un, dilansir BBC.
Baca juga: Korea Utara Gunakan Metode Tradisional untuk Cegah Covid-19, Berkumur Air Garam dan Minum Teh Jahe
Baca juga: Korea Utara Mobilisasi Tentara dan Satgas untuk Perangi COVID-19
Kim Jong Un menyalahkan krisis pada ketidakmampuan birokrasi dan medis, dan menyarankan pelajaran dapat dipelajari dari tanggapan negara-negara seperti China.
Diketahui, pengakuan pada Kamis pekan lalu menandai berakhirnya dua tahun klaim Korea Utara untuk bebas dari Covid-19.
Negara rahasia itu menolak tawaran dari komunitas internasional untuk memasok jutaan jab AstraZeneca dan buatan China pada tahun lalu.
Sebaliknya, mereka mengklaim telah mengendalikan Covid-19 dengan menutup perbatasannya pada awal Januari 2020.
Baca juga: Mobilitas Tinggi, Kasus Harian Covid-19 Justru Turun
Baca juga: Pengguna Tes PCR dan Antigen Berkurang Sejak Jokowi Umumkan Kebijakan Baru Terkait Pandemi Covid-19
Korea Utara berbagi perbatasan darat dengan Korea Selatan dan China, yang sama-sama berjuang melawan wabah.
China sekarang berjuang untuk menahan gelombang Omicron dengan penguncian di kota-kota terbesarnya.
Pada pertemuan yang menguraikan aturan Covid-19 baru pada hari Kamis, Kim Jong Un terlihat mengenakan masker di televisi untuk pertama kalinya.
Dia memerintahkan kontrol virus "darurat maksimum", yang tampaknya mencakup perintah untuk penguncian lokal dan pembatasan berkumpul di tempat kerja.
Korea Selatan pun menawarkan bantuan kemanusiaan setelah pengumuman itu, tetapi Pyongyang belum menanggapi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Virus Corona