TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Sabtu (21/5/2022) telah merilis daftar terbaru dari hampir 1.000 orang Amerika yang secara permanen dilarang memasuki negara itu.
Itu menjadi sebuah tamparan simbolis sebagai tanggapan atas sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas invasi brutalnya ke Ukraina pada Februari.
Joe Biden sejak pertengahan Maret telah dilarang mengunjungi Rusia, begitu pula Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.
Dikutip dari CNBC, daftar terbaru ada 963 orang Amerika yang tidak diperbolehkan ke Rusia termasuk Wakil Presiden Kamala Harris, serta putra Biden yakni Hunter Biden, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dan Hillary Clinton, mantan menteri luar negeri dan ibu negara.
Aktor Morgan Freeman dan investor miliarder George Soros juga masuk dalam daftar.
Baca juga: Kelompok G7 Sepakat Beri Bantuan Ekonomi ke Ukraina Senilai 19,8 Miliar Dolar Amerika
Baca juga: Keamanan Asia Jadi Fokus Kunjungan Biden di Korea Selatan dan Jepang
Dukungan filantropis Soros untuk tujuan liberal, dan kelompok-kelompok di bekas blok Soviet, telah membuatnya menjadi boogeyman bagi Rusia dan teori konspirasi sayap kanan.
Jen Psaki, yang hingga bulan ini menjabat sebagai sekretaris pers Gedung Putih Biden, mencuit sarkastik tentang daftar tersebut pada Sabtu malam:
“Saya kira kita harus membatalkan perjalanan keluarga ke Moskow pada Agustus …”
Tetapi, Trump tidak ada dalam daftar 963 orang Amerika yang dilarang.
Selama bertahun-tahun, Trump telah memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengkritik penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 yang berakhir dengan kemenangan Trump atas saingannya dari Partai Demokrat, Clinton.
Pada Sabtu pagi, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump mengeluh tentang penyelidikan Rusia lagi.
“Ini adalah salah satu skandal politik terbesar dalam sejarah,” kata Trump.
"Di mana saya mendapatkan kembali reputasi saya?”
Seorang juru bicara Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar atas kelalaiannya dari daftar larangan perjalanan Rusia.
Mantan Presiden Barack Obama dan wakil presiden Trump, Mike Pence, juga tidak ada dalam daftar, tetapi saudara laki-laki Pence, Rep. Greg Pence, R-Ind., dilarang.
Begitu juga 211 rekan Greg Pence dari Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat — bersama dengan 224 anggota Demokrat dari kedua kamar kongres.
Anggota DPR GOP dalam daftar yang dilarang termasuk dua pendukung Trump dari Partai Republik, Matt Gaetz dari Florida dan Paul Gosar dari Arizona.
Yang juga masuk dalam daftar adalah dua anggota DPR dari Partai Demokrat yang sikap kebijakannya sangat progresif dibenci oleh Trump World: Rep. Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, dan Rep. Ilhan Omar dari Minnesota.
Baca juga: Rekening Bank Disita, Anak Usaha Google Rusia di Ambang Kebangkrutan
Baca juga: Pejabat Ukraina Sebut AS Akan Bantu Hancurkan Armada Laut Hitam Rusia
Begitu pula Ketua DPR Nancy Pelosi, D-Calif., yang pekan ini juga dilarang menerima komuni oleh uskup agung Keuskupan Agung Katolik Roma San Francisco karena dukungannya terhadap hak aborsi.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita negara Rusia RIA, Kementerian Luar Negeri mengatakan:
“Sanksi balasan Rusia bersifat paksaan dan ditujukan untuk memaksa rezim Amerika yang berkuasa mengubah perilakunya dan mengakui realitas geopolitik baru.”
Kementerian juga menuduh AS mencoba memaksakan tatanan dunia berbasis aturan neo-kolonial di seluruh dunia.
Kementerian mengatakan tindakan bermusuhan yang diambil oleh pemerintah AS bumerang kembali untuk memukul Amerika Serikat sendiri dan akan terus menerima penolakan yang layak.
Rusia juga telah melarang masuk ke negara itu bagi ratusan warga Kanada, di antaranya Perdana Menteri Justin Trudeau dan Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland, dan ratusan anggota Parlemen Inggris.
(Tribunnews.com/Yurika)