News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Eks Menteri Keuangan Afghanistan, Dulu Rutin Pertemuan Bank Dunia-IMF, Kini Sopir Taksi di AS

Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Keuangan Afghanistan Khalid Payenda. (Tangkap layar BBC)

TRIBUNNEWS.COM - Sistem pemerintahan Afghanistan berubah drastis di bawah pemerintahan Taliban.

Disebutkan kehidupan banyak orang Afghanistan telah terbalik, termasuk yang dialami mantan Menteri Keuangan Afghanistan Khalid Payenda.

Di mana kini nasibnya berubah drastis.

Khalid Payenda kini berprofesi sebagai seorang sopir taksi di Amerika Serikat (AS).

Sangat bertolak belakang dengan aktivitasnya dulu.

Dikutip dari BBC, dirinya menceritakan dulu saat masih menjabat menteri keuangan, Khalid Payenda rutin mewakili negaranya di forum ekonomi global.

Baca juga: Taliban Wajibkan Presenter Perempuan Tutupi Wajah Saat Siaran di Televisi Afghanistan

"Saya biasa datang ke sini (menunjuk sebuah gedung pertemuan) setidaknya dua kali setahun untuk pertemuan Bank Dunia-IMF," ujarnya.

Kini dirinya berprofesi sebagai sopir taksi sebuah perusahaan transportasi online di AS untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Saya harus mengakui bahwa saya mengalami masa yang sulit dan berat," ujarnya.

"Saya pikir ini adalah pertama kalinya saya harus menghadapi krisis seperti ini dan mudah-mudahan itu membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Itu membuatku semakin rendah hati."

Dikuasai Taliban

Diberitakan sebelumnya, kekacauan sempat terjadi saat pendudukan pemerintahan Taliban ke Afghanistan.

Eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) ketika gerilyawan Taliban memasuki Kabul, hampir tanpa perlawanan.

Viral foto yang disebut menujukkan ratusan warga Afghanistan berdesakan di dalam pesawat kargo militer AS. (Defense One Twitter)

Kepanikan di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan terekam jelas, ketika warga beramai-ramai memadati lokasi tersebut dan bermaksud untuk melarikan diri.

Hal ini terjadi beberapa jam setelah Taliban merebut ibu kota.

Tepatnya pada Senin (16/8/2021), sebuah video menunjukkan sebuah pesawat militer AS berusaha lepas landas, namun banyak warga berada di sekitaran pesawat.

Mereka berlarian di samping dan bahkan berpegangan pada bagian luar pesawat saat kecepatan pesawat bertambah.

Video lain yang dibagikan di Twitter menunjukkan kerumunan besar orang, termasuk anak-anak, bergerak menuju pesawat penumpang di landasan.

Dikutip dari CNBC, dilaporkan bahwa lima orang tewas dalam kekacauan di bandara tersebut.

Baca juga: Intelijen Inggris: Korban Tewas Rusia Sama saat Konflik Afghanistan, hingga Faktor Uni Soviet Runtuh

“Tidak ada yang benar-benar bisa pergi,” ujar Kamal Alam, seorang rekan senior nonresiden di Dewan Atlantik dan penasihat senior Massoud Foundation.

Alam rupanya terjebak di Afghanistan, penerbangannya ke luar negeri dibatalkan.

“Jika Anda tidak memiliki visa atau paspor, yang mayoritas orang Afghanistan tidak miliki, Anda tidak akan pergi.”

Warga Afghanistan padati Bandara Kabul, Senin (16/8/2021). (Tangkap layar twitter @RichardEngel dan @MuslimShirzad)

Sementara dikutip dari IB Times, dalam sebuah video yang mengejutkan, dua orang yang mengikat diri ke roda pesawat terlihat jatuh dari ketinggian saat pesawat lepas landas.

Dilaporkan juga sedikitnya lima orang tewas di Bandara Kabul, dan tiga penumpang gelap dilaporkan tewas akibat jatuh dari pesawat udara.

Namun, rekaman yang diterbitkan oleh Asvaka menunjukkan tiga penumpang gelap jatuh hingga tewas setelah berpegangan pada roda pesawat militer saat lepas landas dari bandara Kabul.

Baca juga: Taliban Perintahkan Presenter TV Wanita di Afghanistan Pakai Penutup Wajah saat Siaran

Di sisi lain, Taliban dalam sebuah pernyataan mengatakan kepada penduduk Kabul bahwa kehidupan dan harta benda mereka aman dan mereka dapat melanjutkan pekerjaan mereka.

Diberitakan sebelumnya Taliban berhasil menduduki ibu kota pada hari Minggu (15/8/2021), hal ini membuat Pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat runtuh.

Presiden Ashraf Ghani juga meninggalkan negara itu, mengakhiri masa pemerintahannya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini