Sebagai balasannya, Barat memberlakukan sejumlah saksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Berbagai perusahaan global satu persatu menarik diri dari Rusia.
Setelah McDonalds, raksasa kopi Amerika Serikat, Starbucks turut menarik cabangnya di Rusia pada Senin (23/5/2022) setelah 15 tahun berbisnis di sana.
Sementara hubungan dengan Barat makin memanas, Rusia melihat perkembangan hubungan dengan China.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Kremlin akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China karena hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat dan Eropa terputus.
"Jika mereka (Barat) ingin menawarkan sesuatu dalam hal melanjutkan hubungan, maka kami akan mempertimbangkan secara serius apakah kami akan membutuhkannya atau tidak," katanya dalam sebuah pidato, menurut transkrip di situs web kementerian luar negeri.
"Sekarang Barat telah mengambil 'posisi diktator', hubungan ekonomi kita dengan China akan tumbuh lebih cepat," imbuhnya.
Update Perang Rusia-Ukraina
Berikut sejumlah perkembangan terbaru dalam invasi Rusia ke Ukraina, Selasa (24/5/2022), dilansir The Guardian:
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan Vladimir Putin adalah satu-satunya pejabat Rusia yang bersedia dia temui untuk membahas cara mengakhiri perang.
"Saya tidak dapat menerima pertemuan apa pun dengan siapa pun yang berasal dari Federasi Rusia selain presiden," ujar Zelensky dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
- Diplomat senior Rusia yang bertugas di Kantor PBB di Jenewa, Boris Bondarev, mengundurkan diri karena menentang invasi Rusia ke Ukraina.
- Pengadilan di Kyiv telah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang tentara Rusia atas pembunuhan seorang warga sipil Ukraina.
- Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan ada sekitar 13.000 kasus dugaan kejahatan perang Rusia yang diselidiki pada Senin.
Baca juga: Kissinger Ulangi Seruan 8 Tahun Lalu, Ukraina Harusnya Jadi Negara Netral
Baca juga: Anggota Neo-Nazi Ukraina dari Azovstal Akan Disidang di Pengadilan Donetsk