News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perbincangan Putin, Macron, dan Scholz Sebut Rusia Siap Lanjutkan Negosiasi Damai dengan Ukraina

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu meninggalkan Lapangan Merah setelah parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

TRIBUNNEWS.COM - Perbincangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyinggung soal kesiapan Moskow melanjutkan negosiasi damai dengan Ukraina.

Dilansir Tass, layanan pers Kremlin mengumumkan hal ini pada Sabtu (28/5/2022).

"Perhatian khusus diberikan pada keadaan di jalur negosiasi, yang dibekukan karena Kiev," terang pernyataan tersebut.

"Vladimir Putin menegaskan Rusia terbuka untuk melanjutkan dialog," imbuhnya.

Baca juga: Inilah Roket Penyembur Api TOS-2 Rusia, Dikerahkan Pertama Kali di Medan Tempur Ukraina

Baca juga: Detik-detik Anak Anggota Parlemen Inggris  Digempur Artileri Rusia di Medan Perang Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu meninggalkan Lapangan Merah setelah parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II. (AFP)

Singgung senjata barat

Dalam percakapan telepon dengan Macron dan Scholz, Putin menekankan bahaya memompa Ukraina dengan senjata Barat, kata layanan pers Kremlin.

"Presiden Rusia juga menyoroti masalah pemompaan berbahaya yang sedang berlangsung di Ukraina dengan senjata Barat, memperingatkan risiko destabilisasi lebih lanjut dari situasi dan memperburuk krisis kemanusiaan," kata pernyataan itu.

Masalah dengan makanan

Lalu, tiga pemimpin tersebut juga membahas masalah dengan pasokan makanan disebabkan oleh sanksi anti-Rusia dan kesalahan lain dari Barat.

"Berdasarkan data spesifik, Vladimir Putin menjelaskan alasan sebenarnya dari kesulitan pasokan makanan, yang merupakan akibat dari kebijakan ekonomi dan keuangan yang salah arah dari negara-negara Barat, serta sanksi anti-Rusia yang mereka kenakan," kata pernyataan itu.

Kremlin mencatat Rusia siap membantu menemukan opsi untuk ekspor gandum tanpa hambatan, termasuk ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.

"Meningkatkan pasokan pupuk dan produk pertanian Rusia juga akan membantu mengurangi ketegangan di pasar pangan global, yang tentu saja memerlukan penghapusan pembatasan yang relevan," kata pernyataan itu.

"Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak," kata Kremlin.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-95, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Donald Trump Minta AS Prioritaskan Keamanan Sekolah Dibanding Bantuan ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (The Moscow Times)

Lavrov sebut situasi pangan global terpengaruh pandemi

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov krisis pangan global terjadi jauh sebelum dimulainya operasi militer di Ukraina.

Menurutnya situasi tersebut terjadi karena faktor-faktor seperti pandemi, dan salah perhitungan negara-negara Barat.

Pada saat yang sama, Lavrov menambahkan bahwa situasi saat ini telah memperburuk masalah.

Dia menambahkan bahwa sanksi Barat telah menjadi salah satu alasan utama gangguan pasokan makanan, yang memperburuk krisis.

Baca juga: Putin Pecat Ratusan Tentara Nasional Rusia karena Tolak Perintah Perang di Ukraina

Baca juga: Tak Bisa Hadir Secara Langsung, Presiden Ukraina Harap Pertemuan G20 di Bali Berikan Solusi

Rusia lakukan uji coba rudal

Diwartakan sebelumnya, Rusia berhasil melakukan uji tembak rudal jelajah hipersonik Zirkon pada jarak sekitar 1.000 kilometer, kata Kementerian Pertahanan, Sabtu (28/5/2022).

Dilansir CNA, rudal itu ditembakkan dari Laut Barents dan mengenai sasaran di Laut Putih.

Video yang dirilis Kementerian menunjukkan rudal ditembakkan dari sebuah kapal dan melesat ke langit pada lintasan curam.

Putin menggambarkan Zirkon sebagai bagian dari generasi baru sistem persenjataan yang tak tertandingi.

Baca juga: Rusia Usir 5 Diplomat Kroasia, Balas Dendam dan Buntut Dukungan Militer ke Ukraina

Senjata hipersonik dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara.

Diketahui Rusia telah melakukan uji peluncuran Zirkon sebelumnya dari kapal perang dan kapal selam pada tahun lalu.

Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini