Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang ibu rumah tangga (IRT) Rie Taniguchi (45) dan dua putranya (usia 22 dan 21 tahun) ditangkap Badan Kepolisian Jepang.
Rie Taniguchi dan dua anaknya itu diyakini telah menipu pemerintah Jepang hampir 1 miliar yen subsidi pemerintah untuk tindakan Covid-19.
Sementara suami Rie Taniguchi, Mitsuhiro Taniguchi dikabarkan kabur ke Indonesia dan kini menjadi buronan.
"Mitsuhiro kabur ke Indonesia dan kini masih terus kami cari tahu keberadaannya dengan bantuan banyak pihak," papar sumber Tribunnews.com, Senin (30/5/2022).
Subsidi pemerintah dibayarkan kepada masyarakat yang terdampak virus corona, jumlah subsidi antara 1-2 juta yen untuk perusahaan seperti usaha kecil dan menengah bagi pemilik bisnis perorangan.
Badan Kepolisian Jepang sedang menyelidiki bahwa empat orang telah membuat setidaknya 960 aplikasi penipuan permintaan subsidi kepada pemerintah Jepang dan terlibat dalam menerima total sekitar 960 juta yen keseluruhan subsidi yang telah diterimanya tersebut.
"Penipuan dilakukan oleh satu keluarga, ayah (Mitsuhiro Taniguchi usia 47 tahun), istri Rie Taniguchi (45) dan putra tertua, Daiki (22), serta putra kedua, yang berusia 19 tahun pada saat kejadian," ungkap pihak kepolisian Jepang, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Pelaku Penipuan Subsidi Pemerintah Jepang Kabur ke Indonesia, Kini Jadi Buronan Polisi
Ada kecurigaan ketiga orang itu melakukan penipuan, mengaku penjualannya menurun karena pengaruh virus corona, dan menipu manfaat berkelanjutan (subsidi pemerintah) 3 juta yen per perusahaan.
Setelah mengajukan permohonan subsidi ke pemerintah Agustus 2020, pada Oktober 2020 Mitsuhiro kabur ke Indonesia setelah menerima uang subsidi pemerintah dan kini masih terus diburu kepolisian Jepang.
Sementara istri dan kedua anaknya telah ditangkap pihak kepolisian Jepang.
Menurut Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, keempat anggota keluarga itu diyakini telah berulang kali mengajukan permohonan dengan jumlah terbesar, sekitar 1.800 aplikasi palsu, dan menerima 960 juta yen secara ilegal hanya dalam waktu tiga bulan.
Mitsuhiro Taniguchi mempersiapkan aplikasi palsu dengan meminta kedua putranya--yang tinggal di tempat berbeda di Tokyo--membantunya berbasis di sebuah kondominium di Minato-ku, Tokyo.
Mitsuhiro, yang dianggap sebagai pelaku utama, mengadakan seminar untuk mengumpulkan pelamar beserta datanya untuk keuntungan yang akan menjadi kaki tangan, beserta istrinya, Rie, dan putra tertua, Daipyo, mengajukan aplikasi melalui email.