TRIBUNNEWS.COM - Media lokal dan sejumlah warga Myanmar menuduh pasukan pemerintah militer atau junta telah membakar rumah warga.
Pembakaran rumah warga dilakukan di wilayah Sagaing yang telah mengalami pertempuran sengit sejak kudeta tahun lalu, dengan anggota "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) setempat melawan pasukan junta.
Pasukan junta membakar ratusan bangunan di desa Kinn, Upper Kinn dan Ke Taung selama tiga hari minggu lalu.
Pada tanggal 26 Mei, penduduk desa di Kinn melarikan diri ketika tentara mendekat dan mulai menembak ke udara, kata seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.
"Keesokan paginya kami melihat asap mengepul dari desa kami sebelum mereka pergi," kata warga itu seperti dikutip CNA.
Baca juga: Junta Myanmar Tolak Banding, Aktivis dan Anggota Parlemen NLD akan Hadapi Hukuman Mati
"Lebih dari 200 rumah terbakar, rumah saya terbakar habis, hanya fondasi beton yang tersisa."
Rekaman drone menunjukkan asap membumbung ke langit dari desa-desa, terletak di sepanjang sekitar 8 kilometer bentangan sungai Chindwin.
Sebuah klinik kesehatan yang terlihat dalam video cocok dengan geolokasi salah satunya di desa Ke Taung.
Wartawan verifikasi digital AFP mengkonfirmasi bahwa rekaman itu tidak muncul secara online sebelum pekan lalu tetapi tidak dapat memverifikasi laporan secara independen dari wilayah tersebut.
"Tentara menyerbu dan menghancurkan rumah kami", kata warga desa Ke Taung Aye Tin, yang meminta untuk menggunakan nama samaran.
Baca juga: Pengadilan Junta Myanmar Disebut Hukum Suu Kyi dengan Penjara yang Setara Seumur Hidupnya
"Dan mereka juga membakar perahu motor yang kami gunakan untuk transportasi dan membawa makanan untuk desa kami, termasuk perahu saya."
"Hidup saya hancur, karena saya kehilangan rumah dan tidak ada lagi yang bisa saya lakukan untuk mencari nafkah," kata Aye Tin.
Gambar satelit dari badan antariksa AS NASA menunjukkan kebakaran di lokasi yang cocok dengan desa Ke Taung dan Kinn minggu lalu.
Junta sebelumnya telah menolak klaim bahwa pasukannya telah membakar rumah dan malah menuduh pejuang PDF "teroris" yang memulai kebakaran.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, kepala junta Min Aung Hlaing mengatakan "upaya dilakukan untuk meminimalkan korban sebanyak mungkin dalam melakukan serangan balik terhadap aksi teror."
"Sekarang, negara dalam keadaan tenang," katanya, menurut surat kabar negara, Global New Light of Myanmar.
Baca juga artikel lain terkait Krisis Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)