News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky: Perang di Sievierodonetsk Tentukan Nasib Donbas Ukraina Timur

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh layanan pers kepresidenan Ukraina pada 2 Juni 2022, menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengambil bagian dalam upacara kredensial di Kyiv, pada hari ke-99 invasi Rusia ke Ukraina. Zelensky mengatakan pada 2 Juni 2022 bahwa pasukan Rusia menguasai sekitar seperlima dari negaranya, termasuk semenanjung Krimea yang dicaplok dan wilayah di timur yang dikuasai oleh separatis yang didukung Moskow sejak 2014.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran di Kota Sievierodonetsk akan menentukan nasib wilayah Donbas, di Ukraina timur.

Pasukan Rusia tidak berhenti meluncurkan serangan agar bisa menguasai dan mengendalikan wilayah tersebut.

Setelah gagal menguasai ibu kota Kyiv, pasukan Rusia mengalihkan serangan ke Donbas.

Presiden Vladimir Putin ingin sepenuhnya membebaskan Donbas, wilayah yang dikuasai separatis dan telah mendeklarasikan diri.

Sekitar sepertiga dari Donbas dipegang oleh kelompok separatis sebelum invasi 24 Februari.

Prajurit Pasukan Militer Ukraina berjalan di kota kecil Sievierodonetsk, Oblast Lugansk, pada 27 Februari 2022. Ukraina mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk mengirim delegasi untuk bertemu dengan perwakilan Rusia di perbatasan dengan Belarus, yang memungkinkan pasukan Rusia lewat untuk menyerang Ukraina, bersikeras tidak ada prasyarat untuk pembicaraan itu. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Baca juga: Rusia Kuasai Sebagian Besar Severodonetsk, Pasukan Ukraina Disebut Tak Punya Pilihan Selain Mundur

Baca juga: Jurnalis Ukraina Konfrontasi Langsung Menlu Rusia: Selain Biji-bijian, Apa Lagi yang Anda Curi?

"Ini adalah pertempuran yang sangat brutal, sangat sulit, mungkin salah satu yang paling sulit sepanjang perang ini," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan video, Rabu (8/6/2022).

"Sievierodonetsk tetap menjadi episentrum pertemuan di Donbas. Sebagian besar, di situlah nasib Donbas kami sedang diputuskan sekarang," tambahnya, lapor Reuters

Tentara Ukraina di Sievierodonetsk mundur ke pinggiran kota pada Rabu.

Kendati demikian, mereka bersumpah akan tetap bertempur di sana.

Penembakan artileri mengubah kota di Provinsi Luhansk itu menjadi puing-puing.

Gubernur daerah Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan pusat kota dihancurkan.

"Pejuang kami bertahan di zona industri Sievierodonetsk. Tapi pertempuran terjadi tidak hanya di zona industri, tetapi juga di Kota Sievierodonetsk," kata Gaidai kepada televisi Ukraina, Rabu malam.

Asap dan kotoran membubung di kota Severodonetsk selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah Donbas Ukraina timur pada 2 Juni 2022. (ARIS MESSINIS / AFP)

Gaidai menerangkan, pasukan Ukraina masih menguasai kota kembar Sievierodonetsk, Lysychansk, di tepi barat Sungai Donets Siverskyi, tetapi pasukan Rusia menghancurkan bangunan tempat tinggal di sana.

Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat mengatakan kepada CNN bahwa pasukan Ukraina kalah jumlah di Luhansk dan Donetsk, wilayah yang secara kolektif disebut Donbas itu.

"(Tapi) seperti yang sudah kita lihat dalam pertempuran di Kyiv, kita bisa kehilangan sesuatu untuk sementara. Tentu saja, kita mencoba untuk meminimalkan itu karena kita tahu apa (bisa) terjadi (kapan) Rusia menguasai wilayah, tapi kita akan mendapatkannya kembali," ujar Oksana Markarova.

Gaidai mengatakan Rusia sekarang menguasai lebih dari 98 % Luhansk.

Gubernur Luhansk ini mengatakan sebagian besar kota berada di tangan Rusia dan tidak mungkin lagi menyelamatkan warga sipil yang terdampar.

Update Konflik Rusia-Ukraina

Serangan bertubi-tubi di kota kunci Luhansk, Sievierodonetsk, membuat Rusia berhasil menguasai hampir seluruh wilayah tersebut.

Presiden Zelensky pun mengatakan bahwa nasib Donbas bergantung pada pertempuran di kota tersebut.

Berikut peristiwa dalam invasi Rusia hari ke 106, dilansir Guardian:

- Pejabat yang didukung Rusia di wilayah tenggara Zaporizhzhia yang sebagian diduduki Ukraina, mengatakan Rusia telah mulai mengirim gandum dari daerah-daerah pendudukan ke Turki dan Timur Tengah melalui Krimea.

- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Moskow bersedia membuka koridor untuk ekspor gandum Ukraina, asalkan Ukraina menghilangkan ranjau dari pelabuhannya.

- Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan menyebabkan krisis kelaparan dan kemiskinan yang belum pernah terjadi.

- Pejabat Rusia di bagian yang diduduki dari wilayah Zaporizhzhia Ukraina, dilaporkan berencana untuk mengadakan referendum akhir tahun ini untuk bergabung dengan Rusia.

- Lebih dari 1.000 prajurit Ukraina dan tentara bayaran asing yang menyerah di Mariupol, telah dipindahkan ke Rusia untuk penyelidikan.

Baca juga: POPULER Internasional: Jenderal Iran Ancam Ratakan Tel Aviv | Ukraina Pertahankan Severodonetsk

Baca juga: AS Sita 2 Pesawat Pribadi Milik Oligarki Rusia Roman Abramovich

Pertempuran sengit untuk menguasai kota Severodonetsk di Ukraina timur berlanjut Selasa, dengan Rusia menggunakan artileri, pesawat, dan helikopter. (Twitter)

- Kepala rabi Moskow, Pinchas Goldschmidt, meninggalkan Rusia setelah mendapat tekanan untuk mendukung invasi Ukraina, menurut seorang kerabat.

- Dua pria Inggris yang ditangkap oleh pasukan Rusia saat bertempur bersama tentara Ukraina di Mariupol menghadapi hukuman 20 tahun penjara.

- Ukraina telah menerima miliaran dolar pertama dari paket bantuan AS senilai $40 miliar.

- Zelensky bertemu dengan filantropis Amerika, Howard Buffett, putra miliarder investor Warren Buffett, di Kyiv untuk membahas pembangunan Ukraina kembali.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini