TRIBUNNEWS.COM - Sebuah tanda kota baru yang dicat dengan warna bendera Rusia diresmikan di pinggiran Mariupol, menggantikan sebuah monumen yang berwarna biru dan emas Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, bendera Rusia juga dikibarkan di jalan raya menuju kota pelabuhan, yang sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan yang didukung Moskow.
Menurut otoritas yang didirikan Kremlin, pelabuhan itu sekarang siap beroperasi seperti biasa dan digunakan untuk mengirim barang ke dan dari Rusia.
Baca juga: Ukraina Akan Gabung Uni Eropa, Segera Dapat Rekomendasi Status Kandidat
Baca juga: POPULER Internasional: Rencana Ukraina Gabung UE | China Dukung Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina
Pertempuran sengit di Sievierodonetsk
Sementara itu, pertempuran sengit di jalanan sedang berlangsung di kota utama Sievierodonetsk di timur.
Dikutip Euronews, pasukan Rusia dikatakan meledakkan sebuah jembatan utama di atas sungai Siverskyi Donets yang menghubungkannya dengan kota kembarnya Lysychansk, memotong kemungkinan rute evakuasi sipil.
Pengeboman Rusia juga menghantam pabrik pupuk nitrogen yang digunakan ratusan warga sipil berlindung.
Gubernur regional Luhansk Serhiy Haidai mengatakan serangan pasukan Rusia mengakibatkan kebakaran besar di situs tersebut.
Baca juga: Ukraina dan Inggris Prediksi Rusia akan Gunakan Senjata yang Dapat Menimbulkan Kerusakan Besar
Baca juga: China Dukung Pembicaraan Damai Rusia dengan Ukraina dan Menentang Sanksi terhadap Moskow
Kondisi Donbas dan Ternopil
Di luar Donbas, pejabat Ukraina melaporkan bahwa tentara membuat kemajuan dalam memukul mundur pasukan Rusia di wilayah Kherson.
Sementara wilayah Ternopil dibombardir semalaman oleh Rusia.
Rusia menghancurkan jembatan di atas sungai Ukraina, memotong rute pelarian
Pasukan Rusia meledakkan sebuah jembatan yang menghubungkan kota Severodonetsk di Ukraina yang diperangi ke kota lain di seberang sungai, memotong kemungkinan rute evakuasi bagi warga sipil, kata pejabat setempat.
Pasukan Rusia kini menguasai sebagian besar kota tetapi pasukan Ukraina tetap menguasai kawasan industri dan pabrik kimia Azot tempat ratusan warga sipil berlindung.