Dia juga mengatakan Rusia telah "salah menghitung" perang.
“Benar juga bahwa Rusia mengira semuanya akan berakhir dalam seminggu. Mereka bertemu dengan orang-orang pemberani, orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup dan yang memiliki sejarah perjuangan.”
Baca juga: Kisah Ganda Putri Ukraina Setelah Invasi Rusia: Hidup Berpindah-pindah Negara Demi Main Bulutangkis
Pelanggaran terhadap hak suatu negara
Pada Selasa pagi (14/6/2022) Paus menerbitkan sebuah pesan yang mengatakan bahwa invasi ke Ukraina merupakan pelanggaran terhadap hak suatu negara untuk menentukan nasib sendiri.
“Perang di Ukraina sekarang telah ditambahkan ke perang regional yang selama bertahun-tahun telah memakan banyak korban jiwa dan kehancuran,” katanya dalam sebuah pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia gereja Katolik Roma, yang akan diperingati pada bulan November.
“Namun di sini situasinya bahkan lebih kompleks karena intervensi langsung dari 'negara adikuasa' yang bertujuan memaksakan kehendaknya sendiri yang melanggar prinsip penentuan nasib sendiri bangsa-bangsa.”
Dikutip CNN, Paus juga mengatakan kepada La Civiltà Cattolica bahwa dia berharap untuk bertemu dengan Patriark Ortodoks Rusia, Kirill, sekutu dekat Putin yang mendukung perang di Ukraina, di sebuah acara antaragama di Kazakhstan pada bulan September.
Pasangan itu dijadwalkan bertemu di Yerusalem pada bulan Juni tetapi perjalanan itu dibatalkan karena perang.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)