TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci dinyatakan positif terpapar virus corona.
"Dia terus bekerja dari rumah saat dia pulih dari gejala ringan," kata National Institutes of Health (NIH) pada Rabu (15/6/2022).
Dilansir Al Jazeera, Fauci (81) menjabar sebagai Kepala Penasihat Medis untuk Presiden Joe Biden, dinyatakan positif melalui rapid test.
NIH menuturkan Fauci telah menerima vaksin lengkap dan booster.
Baca juga: Positivity Rate Covid-19 Naik, Kemenkes Sebut Masih di Bawah Standar WHO
Baca juga: Terjadi Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Kemenkes Sebut Telah Lakukan Persiapan
Direktur lama Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH itu juga belum melakukan kontak dengan Biden baru-baru ini.
Fauci secara aktif terlibat dalam respos AS terhadap setiap pandemi sejak 1984.
Hubungan dengan Trump sempat tegang
Penampilan Fauci di depan publik di awal pandemi dilihat oleh banyak orang sebagai sumber kepastian di tengah tanggapan yang lebih kacau dari pemerintahan Trump.
Ketika publik memandang Dr Fauci sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya, dia sering secara terbuka mengkritik pendekatan yang diambil, dan hubungan antara dia dan Presiden Donald Trump menjadi semakin tegang.
Trump berulang kali secara verbal menyerang penasihat sains selama kampanye presiden 2020, mengisyaratkan pada satu titik dia akan memecat Fauci jika terpilih kembali.
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus Seribu, Jubir Kemenkes: Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada
Baca juga: Membiarkan Diri Terinfeksi Ulang Covid-19 Bisa Berdampak Serius Pada Organ Tubuh
Sekitar 60 persen warga AS terpapar Covid-19
Menurut survei antibodi yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sebanyak 60 persen orang Amerika tertular Covid-19 pada Februari 2022, angka yang kemungkinan jauh lebih tinggi hari ini.
Menurut database New York Times , lebih dari 100.000 kasus baru masih diidentifikasi setiap hari di Amerika Serikat – angka yang tetap datar selama bulan Juni.
Dikutip New York Times, banyak ahli percaya bahwa jumlahnya kurang karena begitu banyak orang melakukan tes di rumah yang hasilnya tidak dicatat oleh otoritas kesehatan masyarakat.
Berita lain terkait dengan Infeksi virus corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)