TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada perusahaan China dan Uni Emirat Arab (UEA), serta jaringan produsen petrokimia Iran.
Washington menuduhmereka "menghindari sanksi" dengan mendukung penjualan produk petrokimia Iran di lua negeri.
Dilansir Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan Departemen Keuangan AS yang diterbitkan pada Kamis (16/6/2022), badan tersebut menjatuhkan hukuman pada dua perusahaan yang berbasis di Hong Kong, tiga di Iran, dan empat di UEA.
Sanksi juga dijatuhkan kepada warga negara China Jinfeng Gao dan warga negara India Mohammed Shaheed Ruknooddin Bhore.
Baca juga: Kelompok Microcephaly Bom Atom Jepang Mengeluh Kerusakan Nuklir Berlanjut Beberapa Generasi
Baca juga: Seoul: Korea Utara Siap Lakukan Uji Coba Nuklir Kapan Saja Jika Dapat Perintah Kim Jong Un
"Amerika Serikat mengejar jalur diplomasi yang serius agar mencapai pengembalian sepadan untuk mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E Nelson, mengacu pada kesepakatan nuklir Iran, dikutip Reuters.
“Jika tidak ada kesepakatan, kami akan terus menggunakan otoritas sanksi kami untuk membatasi ekspor minyak bumi, produk minyak bumi, dan produk petrokimia dari Iran," imbuhnya.
Seperti diketahui, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari JCPOA pada 2018.
Trump lantas memulai kampanye sanksi “tekanan maksimum” terhadap ekonomi Iran yang terus ditegakkan oleh penerusnya Joe Biden.
Teheran telah meningkatkan program (nuklir)nya sebagai tanggapan atas penarikan Washington dari pakta tersebut.
Baca juga: Kolonel Iran Perwira Pasukan Quds Ditembak Mati di Depan Rumahnya di Teheran
Baca juga: Para Menteri Luar Negeri G7 Beri Peringatan kepada Teheran dan Moskow
Iran ingin sanksi AS dicabut
Para pejabat Iran mengatakan mereka ingin semua sanksi AS segera dicabut, sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyerukan untuk saling mengembalikan kepatuhan yang akan mengakhiri sanksi terkait nuklir dan pengurangan program nuklir Iran.
Tetapi beberapa putaran negosiasi tidak berhasil memulihkan kesepakatan.
Salah satu poin penting tampaknya adalah penunjukan AS atas Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai "organisasi teroris asing". Teheran ingin penunjukan itu dicabut, tetapi Washington sejauh ini enggan melakukannya.
Baca juga: Rusia Ancam Nuklir ke Polandia, Gara-gara Mantan Menterinya Sarankan Barat Pasok Nuklir ke Ukraina
Sanksi tidak efektif