"Seluruh desa tenggelam pada Jumat pagi dan kami semua terdampar," ujar Lokman, warga yang tinggal di desa Companoiganj, kepada kantor berita AFP.
"Setelah menunggu seharian di atap rumah kami, seorang tetangga menyelamatkan kami dengan perahu darurat. Ibu saya mengatakan dia belum pernah melihat banjir seperti itu sepanjang hidupnya," tambah wanita berusia 23 tahun tersebut.
Warga lain, Asma Akter mengaku dirinya menyelamatkan diri dari air yang naik.
Ia juga menjelaskan jika keluarganya tidak bisa makan selama dua hari karena terdampar.
"Air naik begitu cepat sehingga kami tidak bisa membawa barang-barang kami, dan bagaimana kita bisa memasak sesuatu ketika semuanya berada dalam kubangan air," tegasnya lagi.
Sebelumnya dilaporkan, badai terjadi hingga menewaskan 21 orang di seluruh negara Asia Selatan tersebut pada Jumat sore, waktu setempat.
Polisi setempat, Mizanur Rahman menjelaskan, ada korban tiga anak yang berusia 12 dan 14 tahun tersambar petir di Kota pedesaan Nandail.
Baca juga: Rusia Tetap Kokoh Meski Banyak Dihujani Sanksi dari Barat, Departemen Keuangan AS: Fatamorgana
Empat orang lainnya tewas ketika tanah longsor menghantam rumah mereka di kota pelabuhan Chittagong, jelas inspektur polisi Nurul Islam.
Dan sedikitnya 16 orang tewas sejak Kamis di Meghalaya, wilayah terpencil di India, tulis keterangan menteri negara bagian Conrad Sangma.
Sementara itu, di wilayah Negara Bagian Assam, lebih dari 1,8 juta orang terdampak banjir setelah hujan deras selama lima hari.
Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma mengatakan, jika dia telah menginstruksikan pejabat disktrik untuk memberikan bantuan pada korban yang terjebak banjir.
Kondisi Bangladesh Memburuk
Banjir di Bangladesh memburuk pada Sabtu pagi.
Kepala administrator pemerintah wilayah Sylhet Mosharraf Hossain mengatakan, awalnya mereda namun kembali memburuk setelah sore.