Namun, tak lama setelah lepas landas, kru pesawat menerima telepon dari ATC (Kontrol Lalu Lintas Udara) yang memberi tahu bahwa mereka telah mendeteksi asap dan api dari mesin kiri (nomor mesin 1).
"Seperti Prosedur Operasi Standar (SOP) dalam kejadian semacam itu, pilot mengumumkan "pan-pan", yang memberi tahu ada sesuatu yang tidak beres," kata Arora kepada NDTV dalam sebuah wawancara.
"Dan langkah demi langkah, Anda mematikan mesin yang rusak dan kemudian mendarat ASAP (As Soon As Practical) di bandara terdekat."
Pejabat itu menyebut bahwa serangan burung adalah hal yang biasa dan terjadi setiap bulan, tetapi kejadian hari Minggu berbeda.
Baca juga: Tak Semudah yang Dibayangkan! Begini Cara Pilot Lakukan Pendaratan Darurat
Baca juga: Pertama Terjadi di Jepang, Pilot Lakukan Pendaratan Darurat Akibat Penumpang Tolak Pakai Masker
"Hari ini berbeda karena burung itu langsung menabrak mesin."
"Tiga bilah kipas rusak."
"Hal itu mengakibatkan munculnya asap dan api."
"Tidak ada indikasi di kokpit yang menunjukkan betapa tangguhnya mesin itu."
"Mereka berjalan sangat lancar."
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan menyelidiki lebih lanjut penyebab terbakarnya mesin pesawat itu.
Arora menyebut bahwa meski pesawat mengalami kerusakan mesin, pesawat masih dapat terbang dengan aman setidaknya selama tiga jam.
Namun sesuai mandat peraturan, pesawat harus mendarat dalam 60 menit.
Ketika Boeing 737 itu mendarat kembali, hanya satu mesin yang berfungsi.