TRIBUNNEWS.COM - Iran menguji peluncuran satelit Zuljanah kedua kalinya untuk tujuan penelitian.
Media Iran pada Minggu (26/6/2022), mengutip Juru Bicara Kementerian Pertahanan mengatakan kendaraan satelit diluncurkan dengan target suborbital.
Dikutip dari Al Jazeera, data yang dikumpulkan dari peluncuran akan menginformasikan peluncuran yang direncanakan ketiga.
Baca juga: Teheran Segera Eksekusi Dokter Berkewarganegaraan Warga Swedia-Iran, Dituduh Jadi Spion Israel
Televisi pemerintah menayangkan cuplikan peluncuran, yang tampaknya berjalan tanpa masalah, tetapi tidak ada konfirmasi apakah itu berhasil.
Peluncuran itu dilakukan setelah spekulasi yang berkembang selama beberapa pekan.
Gambar satelit muncul untuk menunjukkan bahwa Iran sedang mempersiapkan peluncuran di Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan.
Beberapa spesialis kedirgantaraan Iran telah meninggal dalam keadaan misterius dalam beberapa pekan terakhir.
Tidak jelas apakah ada hubungannya.
Kementerian pertahanan Iran, yang bertanggung jawab atas peluncuran Zuljanah, mengatakan salah satu dari mereka, Mohammad Abdous yang berusia 33 tahun, adalah karyawannya dan dia meninggal saat “dalam misi” di Semnan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pejabat Iran belum memberikan komentar apapun sebelum peluncuran.
Tidak ada konfirmasi kapan peluncuran berlangsung.
Baca juga: Fakta-fakta Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya yang Punya 79 Satelit Bulan
Nama kuda Imam Husein
Dikutip dari Times of Israel, nama roket itu, Zuljanah, berasal dari nama kuda Imam Husein, cucu Nabi Muhammad.
Beratnya 52 ton, panjangnya 25,5 meter, dan dapat membawa beban hingga 220 kilogram pada orbit 500 kilometer di atas permukaan, menurut laporan oleh Fars News Agency semi-resmi Iran.