"Fase pengembangan ketiga peluncur satelit Zuljanah akan didasarkan pada kombinasi informasi yang diperoleh selama peluncuran hari ini," kata juru bicara kementerian pertahanan seperti dikutip Reuters, Minggu.
Meskipun tidak diketahui kapan Iran melakukan peluncuran pertama Zuljanah, TV pemerintah Iran menayangkan cuplikan peluncuran Zuljanah yang sukses pada Februari 2021.
Tidak jelas menurut laporan itu apakah uji coba satelit Zuljanah hari Minggu berhasil dan apakah itu akan mempengaruhi negosiasi yang dihidupkan kembali di Wina.
Baca juga: Peringatan Israel pada Dunia soal Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi, Sebut sebagai Penjagal Teheran
Sikap Amerika
Amerika Serikat sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya atas program satelit Iran.
Washington mengatakan bahwa teknologi balistik jarak jauh yang sama yang digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit juga dapat digunakan oleh Teheran untuk meluncurkan senjata jarak jauh, bahkan mungkin sebuah hulu ledak nuklir.
Iran, bagaimanapun, telah secara konsisten menolak peringatan tersebut.
Teheran menyatakan bahwa program nuklirnya benar-benar damai.
Baca juga: Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin Bersahabat dengan Teheran
Kesepakatan nuklir Iran 2015
Berita peluncuran itu muncul sehari setelah pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dalam perjalanan ke Teheran, setuju dengan para pejabat Iran untuk memulai kembali pembicaraan dengan AS guna memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia.
Jika berhasil, pembicaraan itu dapat mencabut sebagian besar sanksi keras yang telah dijatuhkan AS terhadap Iran sejak 2018, ketika Washington secara sepihak mengabaikan perjanjian itu.
Sebagai gantinya, Iran akan mengembalikan pembatasan signifikan pada program nuklirnya yang telah disepakati sebagai bagian dari kesepakatan awal.
Iran, bagaimanapun, menyatakan bahwa program luar angkasanya bersifat damai dan tidak terkait dengan pengembangan rudal balistik negara itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)