TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk kali pertama rakyat Ukraina tak memperingati Hari Kelahiran Konstitusi mereka yang jatuh pada 28 Juni.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan hal itu terjadi karena Rusia terus melancarkan invasi.
“Adanya tekanan penjajahan Rusia membuat bangsa Ukraina untuk pertama kalinya tidak merayakan hari kelahiran konsitusi yang jatuh pada hari ini. Dalam keheningan kami mengingat syarat mutlak kemerdekaan bagi bangsa ini tanpa kecuali,” kata Vasyl Hamianin dalam keterangannya, Selasa (28/6/2022).
Diketahui Konsitusi Ukraina lahir pada 28 Juni 1996 setelah perjalanan panjang berganti-ganti konstitusi sejak 1700-an.
Pada tahun 1710, Ukraina untuk pertama kali menggunakan konstitusi Hak dan Kebebasan Pylyp Orlyk.
Itu jauh lebih cepat dibandingkan Konstitusi Amerika Serikat pada 1787 maupun Konstitusi Polandia dan Perancis pada 1791.
Baca juga: Dekat dengan Rusia, G7 Minta China Menekan Moskow Hentikan Perang di Ukraina
"Bangsa Ukraina memainkan peran kunci dalam mengembangkan konsep konstitusi tentang prinsip-prinsip bangsa dalam membangun negara dan kehidupan sosial, menentukan tujuan kenegaraan, serta nilai-nilai yang ditetapkan sebagai dasarnya,” kata Vasil.
Sejak lama bangsa Ukraina telah memiliki visi untuk membangun negara hukum sosial yang demokratis, dengan nilai esensial adalah individu, kehidupan dan kesehatannya, kehormatan dan martabat, tidak dapat diganggu gugat.
Norma Konstitusi Ukraina disebutkan sebagai norma tindakan langsung, dan oleh karena itu, setiap warga negara Ukraina secara langsung dilindungi.
Baca juga: Jalankan Misi Perdamaian, Presiden Jokowi Menuju Ukraina Melalui Polandia
Dengan demikian, sejak ratusan tahun lalu bangsa Ukraina telah menyumbangkan pemikiran kebangsaan bagi bangsa Eropa.
Tidak mengherankan sejak resmi memisahkan diri dari Uni Soviet, Ukraina mewujudkan diri sebagai negara Eropa yang dinamis yang sedang meningkatkan iklim investasinya untuk bersaing secara global, menciptakan peluang bisnis baru, dan meningkatkan investasi asing langsung.
Sejak tahun 2020 Ukraina dengan bantuan komunitas bisnis telah melakukan reformasi bersejarah, yaitu mengadopsi undang-undang tentang pengenalan pasar tanah, dan meningkatkan transparansi sistem pajak, meluncurkan privatisasi terbuka, adopsi paspor digital, dan layanan online.
Baca juga: Korban Tewas akibat Serangan Rudal Rusia di Mal Ukraina Jadi 18 Orang, 36 Masih Hilang
Pengembangan sektor Teknologi Informasi dibuktikan dengan keberhasilan Ukraina menempati peringkat nomor satu dalam rekayasa perangkat lunak di Eropa Tengah-Timur dan tiga besar untuk profesional TI bersertifikat secara global.
Dalam hal pendidikan, Ukraina adalah negara terdidik ke-4 di dunia dengan tetap mempertahankan diri sebagai produsen produk pertanian seperti biji-bijan dan gandum yang merupakan pemasok utama kebutuhan dunia.
“Patut diingat, hingga saat ini tindakan Rusia memblokade gandum dan produk pertanian Ukraina telah memicu kelaparan di banyak negara di Afrika, Arab, dan Asia. Kondisi ini merupakan hal yang memprihatikan bagi seluruh dunia,” tegasnya.