TRIBUNNEWS.COM - Rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen dan sebuah resor di dekat pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina, Jumat (1/7/2022).
Akibat serangan itu, sedikitnya 18 orang tewas, termasuk anak-anak.
Serangan dilakukan setelah Ukraina mengusir pasukan Rusia dari Pulau Ular.
Pejabat militer Ukraina menuduh Rusia menggunakan rudal era Soviet yang tidak akurat dalam banyak serangan baru-baru ini.
Rusia juga dituduh menggunakan rudal tersebut untuk menyerang pusat perbelanjaan di pusat kota Kremenchuk yang menewaskan 18 orang pada hari Senin, dan serangan mematikan di Kyiv pada hari Minggu.
Dikutip dari Al Jazeera, seorang juru bicara pemerintah daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, mengatakan kepada televisi pemerintah Ukraina bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung karena beberapa orang masih terkubur di bawah reruntuhan setelah sebagian bangunan runtuh.
Baca juga: Menlu Rusia: Mulai Sekarang, Kami Tidak akan Percaya Amerika dan Uni Eropa
Sementara itu, Bratchuk mengatakan rudal lain menghantam fasilitas resor di daerah itu, menewaskan sedikitnya tiga orang termasuk seorang anak dan melukai satu orang lagi.
Wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan total 18 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dalam serangan itu.
Kematian tersebut menambah lebih dari 4.700 warga sipil yang tercatat tewas oleh PBB sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Angka tersebut, yang diperkirakan jauh lebih tinggi, termasuk setidaknya 350 anak-anak.
Serangan Odesa terjadi tak lama setelah Rusia pada hari Kamis, mengatakan akan menarik pasukannya dari Pulau Ular, singkapan Laut Hitam yang signifikan secara strategis yang direbut Rusia pada tahap awal invasi.
Moskow menyebut penarikan itu sebagai "sikap niat baik" yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa itu tidak menghalangi upaya PBB untuk membuka koridor untuk mengangkut gandum dari Ukraina di tengah krisis pangan global yang terus berlanjut yang diperburuk oleh invasi.
Rusia Tarik Mundur Pasukan dari Pulau Ular
Rusia telah menarik mundur pasukannya dari Pulau Ular, Kamis (30/6/2022).
Sementara itu, Rusia tetap mendorong untuk mengepung benteng terakhir perlawanan Ukraina di provinsi timur Luhansk.