News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keluar dari Rusia, Shell Bidik Filipina untuk Bangun Kapasitas Energi Tenaga Surya 1 Gigawatt

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Shell Overseas Investments B.V tengah melangsungkan kerjasama dengan perusahaan energi asal Filipina Emerging Power Inc, untuk membangun proyek energi terbarukan yang memanfaatkan tenaga surya.

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Shell Overseas Investments B.V tengah melangsungkan kerjasama dengan perusahaan energi asal Filipina Emerging Power Inc, untuk membangun proyek energi terbarukan yang memanfaatkan tenaga surya.

Kabar tersebut diketahui Reuters setelah anak perusahaan dari Shell Company ini menandatangani kontrak perjanjian dengan Emerging Power pada Jumat (1/7/2022), melalui kerjasama ini nantinya Shell akan membangun fasilitas energi tenaga surya sebesar 1 gigawatt yang diperkirakan rampung pada tahun 2028 dan setelahnya akan ditingkatkan kembali menjadi 3 gigawatt.

Ekspansi Shell ke Filipina, bertepatan dengan hengkanya perusahaan migas asal London ini dari proyek minyak dan gas alam Sakhalin-2 yang ada di Rusia tepatnya pada Mei lalu.

Dengan menyelesaikan kontrak tersebut Shell rencananya juga akan menggandeng unit energi penambang bijih nikel terkemuka di Filipina, Nickel Asia Corp sebagai mitra kerjanya.

Baca juga: Shell Perketat Pembatasan Pembelian Minyak Rusia

Nantinya energi listrik terbarukan ini akan memanfaatkan angin darat dan panas surya yang akan diolah pada sistem penyimpanan energi, sehingga proyek tersebut dapat memasok konsumsi listrik di siang hari pada 1,2 juta rumah Filipina.

Dibangunnya proyek ini bukan tanpa alasan, Shell menjelaskan bahwa kerjasamanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Asia Tenggara akan produk bahan bakar fosil.


Tak hanya itu rencana ini juga dapat, membantu pemerintah Filipina untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran listrik dari yang awalnya hanya 21 persen pada 2020 menjadi 35 persen di tahun 2030 mendatang kemudian meningkat lagi menjadi 50 persen pada 2040.

Ini juga sejalan dengan ambisi Shell yang ingin menjadi perusahaan energi yang bersih dari emisi gas rumah kaca pada tahun 2050, dimana saat ini Shell telah memiliki 4,7 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan yang telah tersebar di sejumlah negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini