Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dino Patti Djalal meyakini kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Kunjungan Presiden memberikan dinamika baru bagi proses perdamaian kedua negara.
Terutama sejak upaya perdamaian yang dirintis PBB dan Presiden Turki tersendat.
"Misi perdamaian ini adalah awal yang baik dan menimbulkan harapan," demikian kicau mantan wakil menteri luar negeri RI Dino Patti Djalal di akun Twitter-nya.
Namun, dalam kicauan selanjutnya, Dino menyebut tantangan utama dalam upaya perdamaian tersebut.
Menurut dia, Rusia belum tertarik untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Ini terbukti dari aksi militernya di Ukraina yang kini semakin gencar. Prioritas Rusia saat ini bukan perdamaian namun utk scr militer taklukkan dan kuasai Ukraina," ucap Dino.
Yang disampaikan Dino Patti Djalal tentu bukan isapan jempol.
Tak lama sebelum Jokowi bertemu Putin, NDTV memberitakan bahwa rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen dan dua kamp liburan di dekat pelabuhan Odesa, di Laut Hitam Ukraina pada Jumat pagi, waktu setempat.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai puluhan lainnya, kata pihak berwenang Ukraina.
Pejabat darurat wilayah Odesa Ihor Budalenko mengatakan kepada televisi lokal, dalam kejadian itu tercatat 41 orang telah diselamatkan.
Hingga kini, kata Budalenko, upaya penyelamatan masih berlangsung untuk menemukan orang-orang yang masih terjebak di gedung tempat 152 orang tinggal.
"Ini adalah serangan rudal Rusia yang memang ditargetkan untuk (membangun) teror terhadap kota-kota kami, warga kami baik dewasa maupun anak-anak," kata kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy seperti dikutip euronews.
Baca juga: KLARIFIKASI Mantan Wamenlu Dino Patti Usai Kritik Misi Damai Jokowi ke Rusia
Namun, Rusia telah membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada akhir Februari dalam apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya.