Kendati demikian, dalam keterangan persnya, Dino Patti Djalal melihat ada itikad berbeda antara Zelenskyy dan Putin.
Menurut dia, dari pembicaraan Presiden Jokowi dengan Presiden Zelensky dan Presiden Putin, hanya Presiden Zelensky yang menyambut baik dan merespons misi perdamaian ini.
Itu terlihat dari adanya pesan Presiden Zelenskyy pada presiden Putin melalui Presiden Jokowi. Zelenskyy juga menyatakan menghargai posisi, sikap dan upaya Presiden Jokowi.
“Tetapi kita lihat, sewaktu di Moskow, Presiden Putin dalam konferensi pers sama sekali tidak menyebut mengenai misi perdamaian. Yang dirujuk hanya soal hubungan ekonomi Indonesia-Rusia, soal ekspor gandum. Tidak ada sama sekali merujuk pada misi perdamaian Presiden Jokowi,” kata Dino.
Putin, menurut Dino, bahkan terus melanjutkan aksi militer dan perang di Ukraina.
“Jadi, dari segi misi perdamaian, saya tidak melihat adanya terobosan. Karena kalau misi perdamaian, itu berarti konsep perdamaian diterima kedua pihak, baik Ukraina maupun Rusia. Sementara di sini, yang responsif hanya Ukraina. Presiden Putin sama sekali tidak merespons gagasan atau upaya perdamaian dari Indonesia ini,” terang Dino.
Namun, tambah Dino, tidak perlu berkecil hati apabila kedatangan Jokowi ke Ukraina dan Rusia menemui kedua pemimpin negara, tak membuahkan hasil terkait misi perdamaian.
“Tentu kita tidak perlu kecil hati, karena Sekjen PBB pun macet, tidak ada terobosan yang signifikan. Demikian pula upaya dari Presiden Turki, Erdogan,” tandasnya.
Usulkan Yuddy Chrisnandi
Saat ini seluruh dunia menanyakan apakah upaya misi perdamaian Indonesia ini akan berlanjut, atau dengan kata lain apakah serius dan akan berlanjut?
Untuk itu, kata Dino, kalau memang serius dan mau berlanjut, tentu harus ada langkah-langkah berikutnya.
“Karena proses perdamaian, di mana pun di dunia ini, memerlukan sikap yang konsisten dan persisten, yang gigih. Tidak ada perdamaian yang tercapai hanya dalam satu kunjungan, atau dalam satu dua hari,”kata diplomat yang pernah menempati pos duta besar Amerika Serikat itu.
Dino menunjuk contoh bagaimana upaya Indonesia mendamaikan konflik di Kamboja yang memakan waktu bertahun-tahun, dengan kegigihan Indonesia yang luar biasa saat itu.
Untuk itu, menurut Dino, perlu ditunjuk suatu spesial envoy yang bisa fokus melakukan follow up terhadap hal-hal yang digarap Presiden dalam kunjungan ke Rusia dan Ukraina, yang juga melakukan komunikasi dengan pihak lain di dunia internasional yang ikut terlibat.
Pada kesempatan lain, dalam sebuah wawancara televisi, Dino mengusulkan posisi itu ditempati mantan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, Yuddy Chrisnandi.