TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus cacar monyet atau monkeypox di Eropa telah meningkat tiga kali lipat selama dua minggu terakhir.
Oleh karena itu, WHO memperingatkan perlunya tindakan mendesak untuk menahan penyebaran cacar monyet.
Eropa adalah pusat wabah global virus dengan 90 persen kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dilaporkan di sana, menurut WHO.
Dikutip dari CNBC, infeksi baru telah meningkat tiga kali lipat sejak 15 Juni dengan 4.500 kasus yang dikonfirmasi di 31 negara Eropa.
Henri Kluge, kepala WHO Eropa, meminta pemerintah untuk meningkatkan upaya mencegah cacar monyet berkembang biak di benua itu.
Dia memperingatkan bahwa waktu adalah yang terpenting.
Baca juga: Penyebab Cacar Monyet atau Monkeypox, Dapat Menular dari Hewan ke Manusia
“Tindakan mendesak dan terkoordinasi sangat penting jika kita ingin mengubah arah dalam perlombaan untuk membalikkan penyebaran penyakit ini yang sedang berlangsung,” kata Kluge.
Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Sabtu menolak untuk menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, tingkat kewaspadaan tertinggi.
Namun, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, cacar monyet adalah ancaman kesehatan yang terus berkembang.
Tedros meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan, pelacakan kontak, dan memastikan orang-orang yang berisiko tinggi memiliki akses ke vaksin dan antivirus.
Kluge mengatakan, WHO kemungkinan akan mempertimbangkan kembali apakah cacar monyet segera menjadi darurat kesehatan global, mengingat “evolusi cepat dan sifat darurat dari peristiwa tersebut.”
Dia mengatakan 99 persen pasien cacar monyet di Eropa adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.
Mayoritas pasien yang memberikan informasi demografis diidentifikasi sebagai laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, katanya.
Cacar monyet terutama menyebar melalui kontak fisik yang dekat dengan banyak penularan dalam wabah saat ini yang terjadi melalui hubungan seks.