News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Akui Kehabisan Senjata dalam Perang Melawan Ukraina, Ajukan RUU untuk Perbaikan Secara Cepat

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan peluncur roket ganda Grad milik Rusia. Untuk pertama kalinya sejak invasi pada 24 Februari lalu, Rusia mengakui kehabisan senjata dalam perang melawan Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Sejak melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia untuk pertama kalinya mengakui mereka kehabisan senjata.

Kremlin diketahui membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan Rusia memperbaiki senjata dan peralatan secara cepat.

Pada Kamis (30/6/2022) malam, RUU itu diajukan ke Duma Negara mengenai "langkah-langkah ekonomi khusus" untuk "kontrateroris dan operasi lain" di luar Rusia.

Sebuah catatan dilampirkan pada RUU, yang mengatakan ada "peningkatan kebutuhan jangka pendek untuk perbaikan senjata dan peralatan militer", terutama di tengah perang Rusia melawan Ukraina, sebagaimana dikutip dari Newsweek.

RUU itu mengusulkan "pelaksanaan aset material dari cadangan negara" dan "pengaktifan sementara kapasitas dan fasilitas mobilisasi", serta kerja lembur di "organisasi individu."

Teks RUU itu mencatat perlunya Rusia memperbaiki senjata dan peralatan militernya di tengah "operasi militer khusus di wilayah Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Luhansk, dan Ukraina."

Baca juga: Ukraian Bantah Klaim Pemberontak Pro-Rusia Sudah Kepung Kota Lysychansk

Menurut catatan penjelasan, jika RUU itu ditandatangani menjadi undang-undang, akan memberi Kremlin wewenang "untuk menetapkan peraturan khusus tentang hubungan kerja untuk organisasi tertentu, divisi mereka, dan fasilitas produksi tertentu."

Pengajuan RUU Ini menandai pertama kalinya Rusia memberi isyarat bahwa mereka menderita kerugian militer yang besar dalam perangnya melawan Ukraina.

Pejabat Ukraina secara teratur memberikan pembaruan tentang kerugian militer Rusia.

Pada Jumat (1/7/2022), staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook, sejauh ini Rusia telah kehilangan 35.750 personel militer, 1.577 tank, 3.736 kendaraan tempur lapis baja, 796 sistem artileri, 246 peluncur roket ganda, 105 sistem pertahanan udara, 217 pesawat, 645 UAV operasional-taktis, 15 kapal/perahu, 2.610 kendaraan dan tanker, serta 186 helikopter.

Pejabat Rusia sejah ini secara terbuka membantah bahwa Moskow mengalami kesulitan mempertahankan upaya perang Putin.

Kementerian Pertahanan Inggris mencatat dalam pembaruan intelijen akhir Mei, keputusan Rusia untuk mengerahkan tank tua era Soviet di medan perang merupakan indikasi "kekurangan Rusia akan peralatan modern yang siap tempur."

Ledakan di Belgorod, Rusia

Pekerja layanan darurat di lokasi sebuah rumah yang hancur di kota Belgorod, Rusia. (Yevgeny Silantyev/TASS)

Ledakan mematikan terjadi di Kota Belgorod, Rusia yang dekat perbatasan dengan Ukraina.

Gubernur regional, Vyacheslav Gladkov, mengatakan tiga orang tewas akibat serangan pada Minggu (3/7/2022) dini hari.

Dilansir BBC, sebanyak 11 gedung apartemen dan 39 rumah warga rusak akibat insiden ini. 

Gladkov mengatakan, sistem pertahanan udara aktif karena ledakan tersebut.

Informasi ini disampaikan Gladkov di aplikasi perpesanan Telegram.

Baca juga: Ukraina Minta Turki Menahan Kapal Kargo Berbendera Rusia yang Bawa Ribuan Ton Gandum

Namun, pernyataan dari gubernur ini belum bisa diverifikasi dan belum ada reaksi langsung dari Ukraina.

"Serangkaian ledakan keras terdengar di Belgorod. Sebuah rumah pribadi terbakar di 23 Jalan Mayakovskaya."

"Semua layanan darurat bekerja di tempat kejadian," tulis Gladkov dalam postingannya setelah pukul 4 pagi.

The Moscow Times melaporkan, sebuah video dari satu ledakan di Belgorod menunjukkan bola api besar membumbung tinggi ke langit malam di belakang bangunan diduga blok apartemen. 

Kota-kota Rusia di dekat perbatasan Ukraina mengalami serangkaian ledakan sejak awal invasi pada Februari.

Namun, jumlah korban serangan kali ini adalah yang tertinggi dalam satu insiden.

Dua mayat lain ditarik dari puing-puing pada Minggu pagi.

Sehingga total korban tewas menjadi lima, menurut laporan media lokal.

Kyiv belum mengaku bertanggung jawab atas serangan apa pun di wilayah Rusia, tetapi juga tidak secara resmi membantah kabar tersebut.

Menurut laporan Reuters, Gladkov mengatakan bahwa ada empat warga terluka dan dua telah dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Beda Penerimaan Putin saat Menjamu Jokowi dan Macron, Apa Makna Meja Berukuran 5 Meter Khas Rusia?

"Suaranya sangat kuat sehingga saya melompat, saya bangun, menjadi sangat takut dan mulai berteriak," kata seorang penduduk Belgorod, seraya menambahkan ledakan terjadi sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.

"Rudal itu menghantam bangunan tempat tinggal sekitar 20 meter dari rumah saya. Semua jendela di rumah kami pecah, pintu-pintunya keluar dari barisan."

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ledakan di Belgorod Rusia Tewaskan Tiga Warga, Ukraina Belum Mengaku Bertanggung Jawab

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini