News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Siapa Andrey Melnik Dubes Ukraina di Jerman yang Dipecat Presiden Zelenksy

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu (29/6/2022).Zelensky memberhentikan DUbes Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik akhir pekan ini.

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymir Zelensky memberhentikan Duta Besar Ukraina untuk Jerman,  Andrey Melnik, lewat dekrit yang ditandatangani Sabtu (9/7/2022.

Dalam beberapa bulan terakhir, diplomat tersebut telah memicu beberapa skandal profil tinggi dan bahkan secara tidak sopan mencap Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai "sosis hati”.

Tidak ada penjelasan untuk pemberhentian Melnik. Melnik dipecat bersamaan pemberhentian diplomat top lain, termasuk utusan untuk India, Norwegia, Finlandia, dan Republik Ceko.

Pemecatan Melnik dilaporkan awal pekan ini oleh tabloid Jerman Bild. Diplomat itu mungkin kembali ke Kemenlu Ukraina, bahkan mungkin menjadi wakil menteri luar negeri.

Baca juga: Volodymyr Zelensky Pecat Sejumlah Duta Besar Ukraina Termasuk Utusan untuk Jerman

Baca juga: Olaf Scholz Akui Sanksi Anti-Rusia Sebabkan Kerugian bagi Ekonomi Jerman

Melnik secara kontroversial menyamakan kolaborator Nazi Jerman di Ukraina, Stepan Bandera seperti Robin Hood.

Pernyataan itu muncul saat Melnik diundang dalam acara bincang-bincang bersama podcaster Jerman, Tilo Jung.

Bandera dikenal turut serta saat terjadi pembantaian warga Polandia dan Rusia, ketika pasukan Nazi Jerman berusaha mencaplok Eropa timur hingga Rusia.

Rusia secaa terbuka menyebut milisi neo Nazi Azov dan kaum ekstrem kanan Ukraina dan tentara bayaran asisng sebagai “Banderas”.

"Andrey Melnik sangat dihargai di Kiev atas karyanya," kata seorang pejabat pemerintah Ukraina yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar itu.

Melnik mengklaim Bandera tidak terlibat pembunuhan massal orang Yahudi dan Polandia, yang memicu kritik dari Polandia dan Israel.

Kementerian Luar Negeri Ukraina harus turun tangan, menjelaskan kata-kata Melnik telah mencerminkan pandangannya sendiri, dan bukan posisi resmi Kiev.

Pada Mei, Melnik menghina Kanselir Scholz –menyebutnya sebagai “sosis hati yang tersinggung” – atas penolakannya untuk berkunjung ke Kiev.

Langkah Scholz didorong penolakan Kiev untuk menerima Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April, atas hubungannya yang diduga terlalu dekat dengan Rusia.

Sementara Melnik telah berulang kali mempertahankan pernyataannya, bersikeras itu "bukan masalah meminta maaf."

Pada akhir Juni, Melnik akhirnya "menyesali" pernyataan ofensif itu.

“Itu pernyataan yang saya sesali kemudian, tentu saja. Saya akan meminta maaf kepada [Scholz] secara pribadi, ”kata Melnik kepada majalah Berlin Der Spiegel.

Masih belum diketahui apakah diplomat itu benar-benar memiliki kesempatan untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Kanselir.

Stepan Bandera oleh kelompok politik baru pasca revolusi Maidan 2014 dianggap pejuang dan pahlawan kemerdekaan sejati Ukraina

Selama acara podcast Tilo Jung, Duta Besar Andrey Melnik ditanya apakah ia menghormati Bandera karena telah mengunjungi makamnya.

Melnik menjawab pemimpin nasionalis Ukraina itu di masa lalu bertindak dalam lingkungan yang sangat sulit, terjepit di antara Nazi Jerman, Uni Soviet, dan Polandia juga.

Diplomat itu menyatakan “tidak ada hukum bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan.”

Dia kemudian melanjutkan untuk menyamakan Bandera dengan Robin Hood, yang "dihormati oleh semua orang" meskipun menjadi seseorang yang "tidak bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu."

Jung menangkis ini dengan mengemukakan hubungan dekat Bandera dengan pemimpin fasis Italia Benito Mussolini dan Adolf Hitler dari Nazi Jerman pada 1920-an dan 1930-an.

Tokoh itu juga bermimpi mendirikan fasisme Ukraina, dan permusuhannya dengan orang-orang Yahudi, Polandia, dan Rusia.

Podcaster ternama itu mencatat pengikut Bandera, bersama dengan Nazi Jerman, membunuh total 800.000 orang Yahudi di Ukraina selama Perang Dunia II.

Mereka menurut Jung juga melakukan pembantaian orang Polandia di Ukraina barat, menewaskan hingga 44.000 warga sipil.

Melnik, bagaimanapun, menolak semua hal di atas, mengklaim tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Diplomat itu berulang kali bersikeras Bandera tidak terlibat dalam kebijakan anti-Semit.

Jung lantas membacakan resolusi yang disetujui Bandera pada musim semi 1941, sebelum invasi Nazi, yang menggolongkan orang Yahudi sebagai musuh terbesar rakyat Ukraina.

Bandera turut menyerukan pemusnahan atau pengusiran paksa mereka. Jung terus mengutip dari beberapa selebaran organisasi Bandera yang disebarkan ketika pasukan Nazi mengambil alih sebagian Ukraina.

 “Orang-orang, ini yang harus Anda ketahui: Moskow, Polandia, Hongaria, Yahudi – mereka adalah musuh Anda. Hancurkan mereka! Anda harus tahu ini. kepemimpinan Anda. Pemimpinmu, Stepan Bandera.”

Jung bertanya bagaimana Melnik masih bisa menyebut seseorang sebagai pahlawan, yang merupakan pembunuhan massal orang Yahudi dan Polandia.

Duta Besar itu hanya menjawab, "Bandera bukanlah pembunuh massal orang Yahudi dan Polandia."

Utusan Ukraina untuk Jerman bersikeras “tidak ada bukti” Bandera “mengeluarkan perintah untuk memusnahkan orang Yahudi.”

Melnik menyimpulkan, dengan tidak adanya bukti yang akan meyakinkannya, dia tidak akan menjauhkan diri dari pemimpin nasionalis itu.

Bandera adalah pemimpin Organisasi Nasionalis Ukraina, yang dikenal dengan ideologi anti-Semitnya yang radikal.

Menurut sejarawan dari berbagai negara, sayap militan organisasi – Tentara Pemberontak Ukraina (UPA) – membantu pasukan Nazi Jerman dalam pemusnahan orang Yahudi pada beberapa kesempatan.

Akibatnya, Bandera umumnya dipandang sebagai kolaborator Nazi di Jerman dan Israel.

Polandia, meskipun merupakan sekutu Kiev dalam konfliknya saat ini dengan Moskow, juga memiliki dasar untuk melawan warisan Bandera.

Kembali pada 2016, parlemen Polandia mengakui apa yang disebut Pembantaian Volyn sebagai genosida di tangan militan UPA.

Pada 2018, Presiden Polandia Andrzej Duda menandatangani undang-undang yang melarang promosi ideologi yang terkait dengan Stepan Bandera.

Di Rusia juga, konsensus umum pemimpin nasionalis Ukraina adalah seorang kolaborator Nazi, yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil selama dan setelah Perang Dunia II.

Di Ukraina, bagaimanapun, Bandera dipuji sebagai pahlawan nasional. Presiden saat itu Viktor Yuschenko secara anumerta menganugerahkan gelar tersebut pada sosok kontroversial itu pada 2010.

Langkah tersebut dikritik oleh Simon Wiesenthal Center pada saat itu, yang menyatakan "kekecewaan terdalam" atas keputusan Yuschenko.

Dalam pernyataannya, organisasi itu mengatakan pengikut Bandera “membunuh ribuan orang Yahudi dan orang lain selama Perang Dunia II.”

Pendukung tokoh kontroversial, di sisi lain, bersikeras ia berjuang melawan rezim Soviet untuk mendirikan negara Ukraina merdeka.

Kejahatannya biasanya ditutup-tutupi atau dibantah oleh pejabat dan nasionalis Ukraina.(Tribunnews.com/RT/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini