TRIBUNNEWS.COM - Ahli virologi, Anatoly Alshtein,mengatakan tidak perlu tindakan pembatasan di Moskow terkait temuan kasus cacar monyet (monkeypox) pertama.
Pernyataan Alshtein yang merupakan profesor dari Gamaleya Central Research Institute of Epidemiology and Microbiology Rusia disampaikan kepada kantor berita TASS.
"Tidak perlu tindakan tambahan, karena hanya satu kasus yang telah dikonfirmasi di seluruh negeri," katanya.
"Bahkan jika insidennya akan naik, penyakitnya tidak mematikan," imbuhnya.
"Satu-satunya hal yang harus dilakukan untuk mencegahnya adalah menghindari kontak dengan mereka yang merasa sakit, yang memiliki suhu tinggi. Itu berlaku untuk infeksi lain," tegasnya.
Baca juga: Monkeypox Belum Jadi Pandemi, Masih Berstatus PHEIC Karena Tiga Indikator Ini
Menurut para ahli, tidak ada prasyarat untuk menyebarkan cacar monyet di Rusia saat ini.
"Kasus pertama sudah dikonfirmasi. Petugas medis mengawasi," jelasnya.
"Kontak pasien dalam pengawasan. Jika ada kasus lain, akan dipantau juga," terangnya.
"Dengan kata lain, itu adalah infeksi yang bisa dihentikan dengan metode epidemiologi, yaitu melalui identifikasi dan isolasi mereka yang terinfeksi,” bebernya.
Kasus pertama monkeypox
Sebelumnya, pengawas sanitasi Rusia mengatakan pada Selasa (12/7/2022) bahwa kasus cacar monyet pertama telah dikonfirmasi di St. Petersburg.
Pasien adalah seorang pria yang kembali dari Eropa. Menurut pengawas, pria itu memiliki bentuk penyakit yang ringan.
Baca juga: Monkeypox Belum Bisa Dinyatakan Menjadi Pandemi, Epidemiolog Ungkap Alasannya
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus yang ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi (tikus, primata) atau dengan bahan yang terkontaminasi virus.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa lelah, dan ruam.