TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengklaim Iran sedang bersiap mengirim "beberapa ratus" pesawat nirawak atau Unaerial Vehicle (UAV) ke Rusia.
Drone itu bakal digunakan dalam operasi militer Moskow di Ukraina. Iran langsung menolak klaim tersebut dan Rusia tidak memberikan komentar apapun atas pernyataan tersebut.
Sementara itu, Teheran dan Moskow mengumumkan Presiden Vladimir Putin akan mengunjungi ibu kota Iran minggu depan untuk mengadakan pembicaraan Bersama Presiden Ebrahim Raisi.
Alexey Gryazev, jurnalis Rusia, yang berfokus pada politik, filsafat, dan perang mengulas probabilitas Iran memasok drone ke Rusia dan bagaimana implikasinya.
Baca juga: Produk Drone Iran Tak Terbendung, AS Coba Menghalangi Lewat Sanksi
Baca juga: Putin Tempatkan Seluruh Pasukan Cadangan ke Perbatasan Ukraina, Barat: Akan Terjadi Serangan Besar
Baca juga: Vladimir Putin Peringatkan Barat, Sanksi Lanjutan Bakal Picu Lonjakan Harga Minyak dan Gas Global
Ulasannya dipublikasikan di situs Russia Today, Kams (14/7/2022). Ia mengatakan, AS tampaknya sangat khawatir dan melihat prospek pencabutan sanksi terhadap Iran.
“Informasi kami menunjukkan pemerintah Iran sedang menyediakan Rusia beberapa ratus UAV, termasuk UAV berkemampuan senjata dalam waktu yang dipercepat,” tegas Sullivan.
Dia berbicara kepada wartawan tentang Ukraina – oleh karena itu, meskipun tidak secara eksplisit dinyatakan, orang dapat berasumsi AS sekarang mengharapkan drone Iran beraksi di Eropa Timur.
“Tidak jelas apakah Iran telah mengirimkan salah satu dari UAV ini ke Rusia,” kata Sullivan, menambahkan negara itu akan mulai melatih pasukan Rusia menggunakan drone awal bulan ini.
“Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana Rusia melihat ke negara-negara seperti Iran untuk kemampuan yang … telah digunakan sebelum kami memberlakukan gencatan senjata di Yaman untuk menyerang Arab Saudi,” kata Sullivan menjelaskan.
Para pejabat Rusia belum memberikan komentar tentang isu tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov hanya mengumumkan Vladimir Putin akan mengunjungi Teheran pada 19 Juli.
Agenda dan rincian pertemuan bilateral antara Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi belum diungkapkan.
“Akan ada pertemuan kepala negara penjamin proses Astana, yang seperti Anda ketahui, adalah proses untuk memfasilitasi penyelesaian krisis Suriah. Memang akan ada pertemuan antara Putin, Raisi dan Erdogan. Selain pertemuan trilateral, pembicaraan bilateral juga akan dilakukan,” kata Peskov.
Teheran secara tegas membantah memiliki rencana bekerja sama dengan Rusia dengan memasok UAV.
“Kerja sama antara Iran dan Rusia dalam teknologi maju tertentu sudah ada sejak sebelum perang Ukraina, dan belum ada perkembangan besar di wilayah tersebut di masa lalu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani