News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Profil Ranil Wickremesinghe, Presiden Baru Sri Lanka yang Pernah 6 Kali Jadi Perdana Menteri

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe. Ranil mendapat 134 suara, mengalahkan saingan utamanya Dullas Alahapperuma dalam pemilihan Presiden baru Sri Lanka di parlemen.

 
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO - Parlemen Sri Lanka telah memilih politisi veteran dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai presiden baru di negara kepulauan itu.

Ranil Wickremesinghe mendapat 134 suara, mengalahkan saingan utamanya Dullas Alahapperuma yang menerima 82 suara dalam pemilihan presiden oleh 225 anggota parlemen Sri Lanka pada hari ini, Rabu (20/7/2022).

Sementara kandidat ketiga, Anura Kumara Dissanayake hanya memperoleh tiga suara.

“Saya berterima kasih kepada parlemen atas kehormatan ini,” kata pria berusia 73 tahun itu setelah diumumkan sebagai pemenang pemilihan suara Presiden Sri Lanka, yang dikutip dari Aljazeera.com.

Sebelumnya, Ranil Wickremesinghe pernah menduduki kursi jabatan Perdana Menteri Sri Lanka sebanyak enam kali.

Pada bulan Mei, ia diangkat kembali menjadi perdana menteri, setelah dicopot pada tahun 2019, menggantikan Mahinda Rajapaksa yang mengundurkan diri saat memanasnya krisis ekonomi di negara itu.

Pria kelahiran 24 Maret 1949 ini, pernah mengikuti pemilihan presiden sebanyak dua kali, namun gagal terpilih. Kini ia resmi menjabat sebagai Presiden Sri Lanka menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang mengundurkan diri minggu lalu.

Baca juga: PM Ranil Wickremesinghe Resmi Dilantik sebagai Plt Presiden Sri Lanka Gantikan Gotabaya Rajapaksa

Wickremesinghe lahir dari keluarga politisi dan pengusaha terkemuka yang memiliki usaha di bidang media. Ayahnya, Esmond Wickremesinghe adalah seorang pengacara yang mengambil alih surat kabar Lake House Group.

Mengikuti jejak sang ayah, ia mendaftar ke Fakultas Hukum Universitas Ceylon, yang sekarang menjadi Universitas Colombo. Setelah lulus, ia menyelesaikan ujian hukum di Ceylon Law College dan mengambil sumpah sebagai advokat pada tahun 1972.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, di Mana Presiden Gotabaya Rajapaksa dan PM Ranil Wickremesinghe?

Karier politiknya bermula saat ia bergabung dengan Partai Persatuan Nasional (UNP) pada tahun 1970-an. Wickremesinghe masuk ke parlemen Sri Lanka saat ia memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 1977.

Kemudian Wickremesinghe diangkat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri di pemerintahan baru Presiden Junius Jayewardene, dan segera dipromosikan sebagai  Menteri Urusan Pemuda dan Ketenagakerjaan pada 5 Oktober 1977 saat usianya baru menginjak 29 tahun, menjadikannya sebagai menteri kabinet termuda di Sri Lanka.

Jabatan perdana menteri pertamanya ia dapatkan pada 7 Mei 1993, setelah Presiden Ranasinghe Premadasa meninggal dunia dalam insiden pembunuhan dan Perdana Menteri DB Wijetunga diangkat sebagai presiden.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, PM Ranil Wickremesinghe: Negara Jatuh ke Titik Terendah

Dalam masa jabatan ini, Wickremesinghe dipuji karena dinilai mampu mendorong perekonomian Sri Lanka melalui transformasi ekonomi yang mengesankan. Ia menyelesaikan masa jabatannya sebagai perdana menteri pada tahun 1994.  

Karier politik Wickramasinghe berlanjut menjadi pemimpin UNP pada tahun 1994 setelah pembunuhan menyapu bersih beberapa anggota partai yang lebih senior.

Setelah gagal membawa partainya dalam pemilihan parlemen tahun 2000, Wickramasinghe berhasil memimpin partainya untuk mendapat 109 kursi dalam pemilihan umum parlemen tahun 2001. Ia kemudian dilantik menjadi Perdana Menteri ke-17, jabatan keduanya sebagai perdana menteri, pada 9 Desember 2001.

Selama masa jabatan keduanya ini, ia mengusulkan proyek "Megapolis Wilayah Barat", suatu proyek untuk membangun kota baru yang besar untuk menyaingi kota-kota besar di dunia. Namun proyek ini tidak dilanjutkan setelah pemerintahannya jatuh.

Kebijakan luar negeri Wickramasinghe dalam masa jabatan keduanya ini dikenal telah meningkatkan hubungan dengan pihak Barat, yang diharapkan dapat membantu Sri Lanka mengatasi krisis ekonomi.

Sayangnya dalam pemilihan parlemen tahun 2004, Wickramasinghe  kehilangan jabatan pemerintahannya. Hal ini membuat proyek-proyek yang direncanakan harus dihentikan. Dia tetap menjabat sebagai pemimpin UNP hingga 2015.

Di tahun 2015, ia dilantik oleh Presiden Maithripala Sirisena sebagai Perdana Menteri. Pada pada 26 Oktober 2018, Sirisena  menunjuk Mahinda Rajapaksa sebagai Perdana Menteri dan mencopot Wickremesinghe.  Wickremesinghe  menolak pencopotannya ini dan menyebutnya sebagai tindak inkonstitusional, yang memicu krisis konstitusional.

Setelah putusan Mahkamah Agung dan Pengadilan Banding, Rajapaksa akhirnya mundur dari posisinya sebagai perdana menteri, dan Wickremesinghe diangkat kembali pada 16 Desember 2018.

Jabatannya ini bertahan hingga 21 November 2019, dan digantikan kembali oleh Mahinda Rajapaksa, saudara laki-laki Gotabaya Rajapaksa.

Pada Mei 2022, saat Sri Lanka mengalami default dan menghadapi hiperinflasi, Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai perdana menteri akibat protes keras dari masyarakat Sri Lanka. Presiden Gotabaya Rajapaksa kemudian menunjuk Wickremesinghe menjadi perdana menteri.

Pengangkatannya saat itu disambut baik oleh beberapa orang, karena Wickremesinghe bukan berasal dari dinasti Rajapaksa yang saat itu berkuasa dan dikenal sebagai simbol kekacauan sosial.

Pada 9 Juli lalu, ia mengumumkan siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri saat aksi unjuk rasa semakin memanas. Pada malam harinya, pengunjuk rasa memasuki kediaman pribadinya dan membakarnya.

Saat Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa pada 13 Juli, Wickremesinghe memberlakukan keadaan darurat di Sri Lanka. Setelah Rajapaksa mengundurkan diri secara resmi, Wickremesinghe baru dilantik sebagai presiden sementara pada 15 Juli lalu.

Hingga akhirnya ia terpilih sebagai Presiden Sri Lanka ke-9 dalam pemungutan suara rahasia yang diadakan hari ini, untuk menjalani sisa masa jabatan Rajapaksa yang berakhir pada November 2024.

Ranil Wickremesinghe dikenal jarang membicarakan kehidupan pribadinya. Pria kelahiran Kolombo ini diketahui menikah dengan dengan seorang akademisi Sri Lanka dan Profesor Bahasa Inggris di Universitas Kelaniya, Maithree Wickramasinghe pada tahun 1995.

Istrinya, Maithree Wickramasinghe, memiliki kiprah lebih dari 25 tahun dalam merumuskan kebijakan kesetaraan gender dan mengevaluasi program perempuan dan gender untuk organisasi lokal dan internasional. Saat ini, Maithree Wickramasinghe menjadi ibu negara Sri Lanka pertama dengan gelar Ph.D.

Selama Ranil Wickramasinghe menjabat sebagai perdana menteri, ia telah membangun hubungan dengan India dan China, investor dan pemberi pinjaman utama yang bersaing untuk mendapat pengaruh di Sri Lanka, karena Kolombo terletak di sepanjang rute pelayaran yang menghubungkan Asia dan Eropa.

Beberapa analis mengatakan Wickramasinghe adalah seorang politisi yang cerdik dan pembuat kesepakatan yang cerdas.
Namun Wickramasinghe tidak dapat lepas dari gelombang kerusuhan yang melanda Sri Lanka, bahkan saat dia tidak memiliki hubungan dengan Dinasti Rajapaksa yang telah berkuasa selama 20 tahun terakhir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini