TRIBUNNEWS.COM -- Usulan perubahan doktrin nuklir Rusia juga membuat pendukung setianya, Belarus semakin garang.
Pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko mengatakan bahwa negerinya tidak bisa disenggol-senggol oleh NATO karena risikonya adalah perang nuklir.
Hal ini mengacu pada pasukan NATO pimpinan AS dan pasukan Polandia yang telah berkumpul di wilayah perbatasan dengan Belarus.
Baca juga: Dianggap Sebagai Tiket Menuju Kamar Mayat, 10 Persen Pasukan Mobilisasi Ukraina Memilih Desersi
"Begitu mereka menyerang kami, kami menggunakan senjata nuklir. Dan Rusia terlibat untuk kami," kata Lukashenko pada Jumat (27/9/2024).dikutip dari Russia Today.
Ia mengingatkan, jika nuklir telah 'bicara' maka perang dunia 3 langsung pecah.
"Setiap serangan terhadap Belarus akan memicu perang dunia ketiga," ujarnya.
Awal minggu ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan amandemen terhadap doktrin nuklir negara tersebut. Berdasarkan perubahan tersebut, respons nuklir dapat dipicu jika Rusia atau Belarus menjadi sasaran agresi menggunakan senjata konvensional oleh negara non-nuklir, tetapi dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir.
Pemimpin Belarus itu juga mengklaim bahwa AS dan Polandia telah memperkuat pasukan mereka di sepanjang perbatasan dan bahwa para pemimpin NATO di Warsawa "sudah bergotong royong."
Lukashenko mengakui bahwa jika Minsk menggunakan senjata nuklir, Barat kemungkinan akan menanggapi dan menargetkan Rusia juga, yang akan mendorong Moskow untuk mengerahkan seluruh persenjataannya.
“Ini sudah menjadi perang dunia. Barat juga tidak menginginkan ini. Mereka belum siap untuk ini. Namun, kami katakan terus terang kepada mereka – garis merah adalah perbatasan negara. Jika mereka menginjaknya, responsnya akan segera,” katanya.
Baca juga: Ancaman Rusia, Angkatan Udara Ukraina Pamer Sistem Antipesawat Tembakkan 1.000 Peluru per Menit
Lukashenko menyerukan penyelesaian konflik Ukraina sesegera mungkin dan untuk “menghentikan perang ini” sebelum garis merah apa pun dilanggar. Ia menyatakan keyakinannya bahwa “hubungan normal antarmanusia” dapat dipulihkan seiring berjalannya waktu dan menekankan bahwa eskalasi lebih lanjut harus dihindari.
“Kita sudah membuat lebih dari cukup kesalahan. Kita perlu mencapai kesepakatan.”
Meskipun Minsk tidak memiliki persenjataan atomnya sendiri, tahun lalu Putin memerintahkan senjata nuklir taktis Rusia untuk ditempatkan di Belarus dan mengisyaratkan bahwa Moskow akan melindungi negara itu jika diserang.