Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin tidak melihat adanya keinginan dari Ukraina untuk memenuhi persyaratan awal perdamaian yang telah disepakati bersama pada bulan Maret lalu.
Dikutip dari Reuters, Rabu (20/7/2022) Pemerintah Ukraina tidak memberikan tanggapan langsung terhadap pernyataan Putin tersebut.
Sebelumnya, Rusia telah mengajukan empat syarat damai dengan Ukraina yakni, Ukraina dilarang bergabung dengan NATO, Krimea diakui sebagai bagian dari teritorial wilayah kedaulatan Rusia, Ukraina harus memberikan wilayah Luhansk dan Donetsk kepada Rusia, dan mengakhiri semua aksi militer.
Baca juga: Rusia Disebut Siap Caplok Lebih Banyak Wilayah Ukraina, AS: Perampasan Tanah Ilegal
Ketika ditanya mengenai kemungkinan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin mengatakan bahwa Kyiv tidak berpegang pada persyaratan kesepakatan awal perdamaian yang secara praktis telah dicapai pada bulan Maret.
"Hasil akhir tentu saja, tergantung pada kemauan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai. Hari ini kita melihat Kyiv tidak memiliki keinginan seperti itu," kata Putin.
Pada Selasa (19/7/2022) Putin bertemu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran untuk memperdalam hubungan antara kedua negara yang sama-sama berada di bawah sanksi Barat.
Selama kunjungan ke Iran, Putin juga bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk membahas kelanjutan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam yang sekarang diblokade oleh Rusia.
“Rusia siap untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam, tetapi juga ingin pembatasan yang tersisa pada ekspor biji-bijian Rusia dihapus,” kata Putin.
Rusia Terisolasi
Sementara itu, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan perjalanan Putin ke Iran menunjukkan betapa terisolasinya Rusia.
Kirby juga menambahkan bahwa Amerika Serikat sedang bersiap untuk memberikan paket senjata lain untuk Ukraina.
Baca juga: Menlu Ukraina: Kiev Siap Bicara Dengan Rusia Hanya Jika Kalah di Medan Perang
Kepala staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengungkapkan saat ini Rusia sedang mencoba untuk "menyeret" Ukraina ke dalam konflik berkepanjangan ke musim dingin.
"Sangat penting bagi kami untuk tidak memasuki musim dingin. Ketika Rusia memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan serangan, itu pasti akan lebih sulit,” kata Yermak
Ekspor Gas
Saat perang berlanjut, kekhawatiran bahwa Rusia mungkin menghentikan pasokan gas alam ke Eropa telah meningkat.
Sebagai tanggapan, Uni Eropa sedang mempertimbangkan pengurangan sekitar 15 persen gas alam Rusia oleh negara-negara anggotanya mulai bulan depan.
Baca juga: Pasokan Diputus Rusia, Aljazair Siap Alirkan Gas ke ke Italia
Di sisi lain, Brussels diharapkan untuk mempublikasikan rencananya tentang bagaimana 27 anggota Uni Eropa dapat mengurangi penggunaan gas Rusia.