TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berlayar melalui Selat Taiwan pada Selasa (19/7/2022).
Dilansir CNN, ini merupakan ketiga kalinya dalam seminggu kapal tersebut memasuki perairan yang diklaim oleh China.
Insiden ini pun meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing.
Washington mengatakan pelayaran terakhir oleh kapal perusak berpeluru kendali USS Benfold menunjukkan "komitmennya terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Tetapi Beijing mengecamnya sebagai "provokasi" yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah "penghancur perdamaian dan stabilitas. "
Selat itu adalah bentangan air selebar 110 mil (180 kilometer) yang memisahkan pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis dari daratan Cina.
Baca juga: AS Terbangkan Pesawat Pengintai P-8A Poseidon di Atas Selat Taiwan
Beijing mengklaim kedaulatan atas Taiwan, meskipun Partai Komunis China yang berkuasa tidak pernah menguasai pulau itu - dan menganggap selat itu sebagai "perairan internal".
Angkatan Laut AS, bagaimanapun, mengatakan sebagian besar selat itu berada di perairan internasional.
Angkatan Laut mengutip hukum internasional yang mendefinisikan perairan teritorial sebagai perpanjangan 12 mil laut dari garis pantai suatu negara, dan secara teratur mengirim kapal perangnya melalui selat dalam apa yang disebutnya kebebasan operasi navigasi.
Diketahui, pada 10 Mei ketika kapal penjelajah rudal USS Port Royal membuat pelayaran serupa.
"(Pada) Rabu (20/7/2022) Benfold terlihat transit melalui koridor di selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun," kata juru bicara Armada ke-7 AS Lt. Nicholas Lingo.
Baca juga: AS Tegaskan Telah Awasi Secara Dekat Tanda-tanda Serangan China ke Taiwan
China pantau kapal AS
China bereaksi dengan marah atas kehadiran kapal di Selat Taiwan.
Militer China mengatakan bahwa pihaknya mengikuti dan memantau kapal AS selama transit pada Rabu (20/7/2022).