TRIBUNNEWS.COM - Tiga orang tewas dalam aksi penembakan massal yang dilancarkan selama upacara kelulusan di Universitas Ateneo de Manila, Quezon, Filipina pada Minggu (24/7/2022).
Seorang mantan Wali Kota Lamitan, Rose Furigay, termasuk di antara yang korban tewas.
Diketahui, Furigay tengah menghadiri wisuda putrinya, yang terluka dalam penembakan di Kota Quezon.
Asistennya dan salah satu penjaga keamanan universitas juga tewas dalam serangan itu.
Dilansir BBC, terduga pelaku penembakan telah ditangkap.
Berdasarkan penuturan petugas kepolisian, putri Furigay saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit.
Baca juga: Terapkan Kampus Merdeka Kemendikbudristek, Mahasiswa Indonesia-Filipina Magang Virtual Bersama
Hakim Agung Filipina Alexander Gesmundo sedang dalam perjalanan untuk menyampaikan ceramah pada upacara tersebut beberapa saat sebelum penembakan.
Tanggapan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan polisi akan "menyelidiki pembunuhan ini secara menyeluruh dan cepat dan membawa semua yang terlibat ke pengadilan".
Dikutip Al Jazeera, motif di balik pembunuhan itu tidak segera jelas.
Dugaan awal menyebut pelaku terlibat dalam sengketa hukum dengan Furigay.
Sebenarnya, penembakan di sekolah dan universitas jarang terjadi di Filipina tetapi pembunuhan terhadap politisi cukup umum.
Lamitan dikenal sebagai sebuah kota di selatan Filipina yang bergolak.
Namun polisi menunjuk pada "sejarah panjang" tersangka dalam perselisihan dengan Furigay.
Baca juga: Filipina Pertimbangkan Kesepakatan Impor Pupuk dengan China dan Rusia