TRIBUNNEWS.COM - Simak perbedaan ruam pada cacar monyet dan penyakit lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah penyakit monkeypox atau cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Cacar monyet menyebar melalui kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi.
Monkeypox adalah virus zoonosis yakni virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dengan gejala yang mirip dengan pasien cacar air.
Meskipun gejalanya mirip dengan cacar air, namun bentuk ruam dari penyakit tersebut berbeda.
Jika terkena cacar monyet, hal pertama yang dirasakan adalah seperti flu, merasa lelah, umumnya tidak sehat dan demam.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Didominasi oleh Laki-Laki, Ini Cara Mencegahnya
Itulah yang disebut dokter sebagai "masa invasi" penyakit, ketika virus memasuki sel.
Akan muncul kelenjar dan terasa bengkak karena sistem kekebalan tubuh meningkat untuk melawan infeksi.
Gejala berikutnya adalah ruam, yang melewati fase "erupsi kulit" yang berbeda.
Ruam dimulai dengan bentuk datar dan merah, tapi kemudian menjadi bergelombang dan melepuh, sebelum membentuk keropeng.
Dr Rosamund Lewis dari Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia menjelaskan ruam pada cacar monyet dimulai dengan makula.
"Ini (ruam) dimulai dengan apa yang kita sebut makula. Ini hanya area merah. Kemudian berkembang menjadi papula. Ini adalah sesuatu yang dapat Anda rasakan. Ini meningkat," katanya, seperti dilansir BBC.
Benjolan dan benjolan merah itu kemudian mulai melepuh, dan berisi cairan keputihan yang terlihat seperti nanah.
Pustula ini kemudian mulai mengering dan berkeropeng.