TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan semua warga sipil yang masih tinggal di Donetsk, Ukraina timur agar mengungsi.
Perintah ini menyusul meningkatnya tensi pertempuran di Provinsi Donetsk, jelas Zelensky dalam pidato malamnya.
"Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia," kata pemimpin Ukraina ini.
Donetsk menjadi tempat pertempuran besar-besaran antara pasukan Ukraina dengan Rusia.
Militer Rusia pun telah menguasai sebagian besar wilayah di sana.
"Kami akan menggunakan semua peluang yang tersedia untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin dan membatasi teror Rusia sebanyak mungkin," kata Zelensky, lapor BBC.
Baca juga: Ukraina Klaim Berhasil Habisi Lebih dari 100 Tentara Rusia di Wilayah Selatan
Saling Tuduh soal Tahanan
Sementara Ukraina peringatkan warganya, Rusia mengundang pejabat PBB dan Palang Merah untuk menyelidiki kematian 50 tawanan perang Ukraina di sebuah wilayah di Donetsk yang ditahan oleh separatis pro-Rusia.
Para tahanan ini tewas dalam kondisi yang tidak jelas dalam serangan di sebuah penjara di Olenivka.
Baik Rusia maupun Ukraina saling tuding soal insiden ini.
Pejabat pertahanan Rusia pada Sabtu kemarin mengatakan, Moskow menyambut baik penyelidikan objektif atas kejadian tersebut.
Sehari sebelumnya, Palang Merah (ICRC) mengaku telah meminta akses ke fasilitas penahanan tersebut serta tahanan yang masih hidup, namun belum ada izin dari Rusia.
Wakil kepala delegasi di Ukraina, Daniel Bunnskog, mengatakan pemberian akses ke tawanan perang adalah kewajiban di bawah Konvensi Jenewa.
Kamp penjara Olenivka dikendalikan oleh separatis Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang didukung Rusia.