News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik China dan AS

Donald Trump Sebut Nancy Pelosi Hanya Membuat Masalah

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR Nancy Pelosi (D-CA) menunggu selama pemungutan suara pada sesi pertama Kongres ke-117 di Gedung Kongres AS 3 Januari 2021 di Washington DC. Nancu Pelosi sedang melaksanakan tur Asia diawali di Singapura dan memantik isu ia akan singgah di Taiwan.

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA –Mantan Presiden AS Donald Trump mengkritik perjalanan potensial Pelosi ke Taiwan. Trump mempertanyakan di platform media sosial Truth Social, terkait inisiatif politisi Demokrat itu.

"Mengapa Nancy Pelosi terlibat dengan China dan Taiwan selain untuk membuat masalah?” tulis Trump seraya menasihati Pelosi untuk mencermati info suaminya yang selingkuh.

"Semua yang dia sentuh berubah menjadi kekacauan, gangguan, dan omong kosong,” lanjut Trump yang semasa berkuasa terlibat pertengkaran sengit dengan Pelosi.

"Kekacauan China adalah hal terakhir yang harus dia terlibat. Dia hanya akan memperburuknya. Crazy Nancy hanya memasukkan dirinya sendiri dan menyebabkan gesekan dan kebencian yang hebat. Dia sangat berantakan!" kata Trump.

Baca juga: Xi Jinping ke Joe Biden, Kunjungan Pelosi ke Taiwan Berbahaya

Baca juga: Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia Diiringi Kecaman dan Latihan Militer China

Ketua DPR AS Nancy Pelosi memulai tur Asia di Singapura, Senin (1/8/2022). Ia bertemu Presiden Singapura Halimah Jacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Selama dua hari pemimpin kedua negara akan melakukan pembicaraan bilateral. Nancy Pelosi akan melanjutkan turnya ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Tur Asia Nancy Pelosi memantik ketegangan dengan China, karena ia dikabarkan akan singgah di Pulau Taiwan.

Nancy Pelosi tidak pernah menyatakan secara langsung akan ke Taipei. Namun Financial Times lewat orang-orang di sekitar Pelosi menyebutkan Taiwan akan jadi opsi singgah Pelosi.

Kritik tajam datang dari sejumlah pihak, termasuk protes dan peringatan keras dari Beijing. China saat ini menggelar latihan militer di sekitar Selat Taiwan.  

Dua cendekiawan berpengaruh AS, Bonnie Glaser dan Zack Cooper menulis artikel di New York Times, menyebut misi Pelosi berbahaya.

Kedua pakar ini semula dikenal sangat radikal terhadap China. "Perjalanan Nancy Pelosi ke Taiwan Terlalu Berbahaya", tulis Bonnie Glaser.

Keduanya sepakat AS dan China sedang di jalur tabrakan frontal di Selat Taiwan. "Satu percikan dapat memicu situasi yang mudah terbakar,” lanjut Glaser dan Cooper.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menggambarkan kunjungan Pelosi ke sejumlah negara Asia sebagai petualangan politik-militer yang berbahaya.

Netizen Lacak Pesawat Pelosi 

Perjalanan Nancy Pelosi dan rombongan Kongres diawali dari Guam. Global Times mencatat  ratusan ribu netizen mencoa melacak pesawat yang diyakini membawa delegasi Pelosi.

Mereka menggunakan aplikasi Fightradar24, situs web layanan pelacakan penerbangan global yang menyediakan informasi real-time tentang lalulintas ribuan pesawat di seluruh dunia.

Ini menggambarkan banyak yang khawatir tentang kemungkinan langkah mengejutkan Pelosi ke Taiwan, meski ia tak pernah menyebutkan titik singgah itu.

Seorang pakar hubungan internasional yang berbasis di Beijing yang meminta anonimitas mengatakan jika Pelosi benar-benar ingin pergi ke Taiwan, dia tidak akan membiarkan dunia mengetahui detailnya.

"Oleh karena itu, China akan tetap melakukan persiapan militer untuk menghentikan langkah mengejutkan Pelosi dalam beberapa hari mendatang, dan ini tidak akan memberinya kesempatan untuk menantang kedaulatan China," kata pakar tersebut.

Peringatan krisis hanya dapat dimatikan setelah Ketua DPR AS menyelesaikan perjalanan Asia-nya dan kembali ke AS.

Lü Xiang, seorang ahli studi AS di Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan Taiwan bisa menjadi zona terlarang untuk pesawat Pelosi jika tetap nekat ingin masuk.

“Jika pesawatnya benar-benar memiliki masalah darurat dan harus mendarat di suatu tempat selama penerbangannya, jet tempur PLA akan memberikan perlindungan dan membawanya ke Bandara China di kota Sansha, Provinsi Hainan di Laut China Selatan.

“Kami dapat menyediakan layanan dan bantuan kelas dunia, selama dia menjauhi garis merah yang tak tersentuh, mendarat di Taiwan," lanjut Lu Xiang.

The Strait Times melaporkan, rombongan Pelosi yang akan bertemu Presiden Halimah Yacob dan PM Lee Hsien Loong, akan didampingi menteri cabinet.

Sementara kantor Nancy Pelosi mengumumkan dia memimpin delegasi kongres beranggotakan enam orang ke kawasan Indo-Pasifik.

Pelosi mengatakan kunjungan itu bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen kuat dan tak tergoyahkan AS kepada sekutu dan teman kita di kawasan.

“Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang, delegasi kami akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas bagaimana kami dapat memajukan kepentingan dan nilai Bersama,” katanya lewat siaran pers.

"Di bawah kepemimpinan kuat Presiden (Joe) Biden, Amerika berkomitmen kuat untuk keterlibatan strategis yang cerdas di kawasan ini, memahami Indo-Pasifik yang bebas dan berkembang sangat penting untuk kemakmuran di negara kita dan di seluruh dunia," katanya.

Pelosi tidak menyebut Taiwan dalam pernyataan itu. Spekulasi tentang kemungkinan kunjungan ke pulau itu telah meningkatkan suhu antara AS dan China baru-baru ini.

Kunjungan Kongres AS ke Singapura adalah yang pertama dipimpin Ketua DPR, yang menempati urutan ketiga pejabat tertinggi AS dalam urutan protokol setelah Presiden dan Wapres AS.

Pelosi menyusul pertemuan tingkat tinggi antara para pemimpin di kedua belah pihak, termasuk kunjungan resmi Wakil Presiden Kamala Harris ke Singapura pada Agustus 2021.

Sebaliknya, PM Lee berkunjung ke Washington pada Maret 2022, di mana ia bertemu Presiden Biden dan Harris, dan dijamu makan siang oleh Pelosi.

PM Lee juga berada di Washington pada Mei tahun ini untuk KTT Khusus Asean-AS, di mana ia bertemu Biden, Harris serta Pelosi dan anggota kunci Kongres lainnya.(Tribunnews.com/TST/Sputniknews/CAN/GlobalTimes/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini