TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi diperkirakan akan mengunjungi Taiwan sebagai bagian dari turnya ke Asia, menurut seorang pejabat senior pemerintah Taiwan dan seorang pejabat Amerika.
Pejabat Taiwan mengatakan Nancy Pelosi mungkin akan tinggal di Taiwan semalam, tetapi belum dapat dipastikan kapan dia mendarat di Taipei.
Departemen Pertahanan bekerja sepanjang waktu untuk memantau setiap gerakan China di wilayah tersebut dan mengamankan rencana untuk membuat Nancy Pelosi tetap aman, tambah pejabat AS.
Selama pengarahan Kementerian Luar Negeri reguler pada Senin (1/8/2022), China memperingatkan dampak politik yang mengerikan dari rencana kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Lantas mengapa China memberikan tanggapan demikian atas potensi kunjungan Pelosi? Berikut penjelasannya.
Dikutip dari CNN, Partai Komunis China yang berkuasa mengklaim demokrasi Taiwan sebagai wilayahnya sendiri meskipun tidak pernah memerintahnya.
Baca juga: Tur Asia Nancy Pelosi: PM Singapura Singgung Hubungan AS-China hingga Kantor DPR AS Tak Sebut Taiwan
Selama beberapa dekade, Beijing telah berusaha untuk mengisolasi Taipei di panggung dunia, dari memotong sekutu diplomatiknya hingga menghalanginya untuk bergabung dengan organisasi internasional.
Setiap langkah yang tampaknya memberi Taiwan rasa legitimasi internasional sangat ditentang oleh China.
Dan di mata Beijing, kunjungan luar negeri tingkat tinggi oleh pejabat Taiwan, atau kunjungan pejabat asing ke Taiwan, akan melakukan hal itu.
Pada tahun 1995, kunjungan Presiden Taiwan saat itu Lee Teng-hui ke AS memicu krisis besar di Selat Taiwan.
China marah dengan kunjungan itu dan menembakkan rudal ke perairan sekitar Taiwan.
Krisis berakhir hanya setelah AS mengirim dua kelompok tempur kapal induk ke daerah itu untuk menunjukkan dukungan yang kuat kepada Taipei.
Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan telah menerima banyak kunjungan oleh delegasi AS, yang terdiri dari pejabat dan anggota parlemen yang masih menjabat dan sudah pensiun.
Hal itu telah membuat China marah hingga kemudian mengirim pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.